
Jakarta, CNN Indonesia –
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia) membuka suara atas permohonan Indonesia untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian di perbatasan Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Rolliansyah ‘Roy’ Soemirat mengatakan bahwa partainya belum menerima permintaan resmi dari pihak mana pun.
“Kementerian Luar Negeri tidak menerima aplikasi resmi dari partai yang menginginkan tim perdamaian Indonesia di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina,” kata Roy dalam pernyataan formal pada hari Rabu (3/26).
Roy menekankan bahwa pemerintah Indonesia selalu mengikuti upaya dan proses negosiasi antara partai -partai yang memerangi.
“Negosiasi inklusif didukung dengan mendukung upaya untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina,” kata Roy.
Media Italia La Repubblica dan media UATV Ukraina sebelumnya telah melaporkan bahwa sekutu Ukraina saat ini sedang mempertimbangkan memobilisasi pasukan penjaga perdamaian ke perbatasan Rusia-Ukraina setelah gencatan senjata telah setuju.
Sekutu Kijiv menyarankan agar pasukan penjaga perdamaian terdiri dari tentara india, India, Brasil, dan Arab Saudi.
Menurut mereka, pasukan penjaga perdamaian nantinya akan bertanggung jawab untuk mengawasi gencatan senjata dan menjaga perdamaian di daerah perbatasan.
Selain mereka, sekutu Ukraina juga menyarankan agar pendirian pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin oleh Inggris Raya dan Prancis, yang terdiri dari negara -negara Eropa dan Persemakmuran.
Tujuan koalisi ini adalah untuk memobilisasi tim yang signifikan 10.000 hingga 30.000 tentara untuk memantau dan mengamankan perbatasan antara Ukraina dan Uni Eropa.
CNindonesia.com menghubungi Kedutaan Besar Indonesia, tetapi belum menerima jawaban. (BAC/BLQ/BAC)