
Surrabaya, CNN Indonesia –
Dilaporkan bahwa akhir pekan akhir pekan dibongkar oleh undang -undang di Malang, Jawa Timur, tulang rahang, patah patah tengkorak dan gigi dihancurkan oleh dugaan kekerasan peralatan.
Korban juga dipanggil agar mereka tidak bisa berbicara. Korban adalah julukan Helhi Remembo. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Brawiaaya (UB).
Pada hari Minggu (3/24), ia menderita kekerasan oleh beberapa pihak berwenang, yang terluka oleh beberapa pihak berwenang, menolak hukum TNI.
Koordinator yang malang dari Post Daniel Siagiian mengatakan REMBO awalnya mengikuti aksi Kota DPRD Malang. Namun, ketika peningkatan dan pihak berwenang meningkat, korban kemudian mencoba melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari paramedis, di dekat sana.
“Kemudian koalisi [TNI dan Polri] mulai mencari dan menyerang paramedis, termasuk adik kami REMB,” Daniel Cnindonesia.com (27) mengatakan Kamis (3/27).
Setelah menerima memar dan otoritas pihak berwenang, ingat kemudian menyerang rumah sakit regional. Saiful Anwar (RSSA). Kondisinya dilaporkan dan mulutnya berdarah.
“Kami mohon maaf, saya memberi saya kondisi yang sedikit serius karena tulangnya patah di rahang, tengkorak dan kemudian giginya, seperti foto [pendarahan], tidak bisa berbicara sejauh ini,” katanya.
Daniel mengatakan Remembo kemarin (26/26) telah menerima tindakan medis dalam operasi di RSSA. Masyarakat Sipil Kota Malang juga membuka korban untuk memperlakukan korban.
“Kami pikir novel Helmi ini membutuhkan pemulihan yang lama. Karena lukanya cukup penting dan fatal, ya, dari catatan medis, ya,” kata Daniel.
Siswa umm diperkosa saat cedera
Selain Remembo, dia mengatakan dia juga seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah di Malang (UMM) Mahasiswa Turuaieh Azuri, yang menderita kepala yang bocor karena kekerasan terhadap kekerasan. Dia juga ditangkap dan dibawa ke Mapolrest, terluka dan berdarah.
“Turihan Azuri, dia juga menderita kepala yang bocor, dan ketika dia diamankan (ditangkap), dia berada di negara bagian dan kemudian tidak menerima tindakan medis secara langsung untuk ambulans untuk Mapolresta dan BAP,” katanya.
Selain itu, ada juga lusinan tindakan lain yang terluka oleh pihak berwenang. Mereka adalah paramedis untuk surat kabar mahasiswa. Sebagai hasil dari acara ini, catatan yang tidak menguntungkan juga memberikan tindakan hukum.
“Tentu saja, tindakan hukum itu nyata, tetapi dalam waktu dekat kita tidak dapat melakukannya karena faktor -faktor pemulihan kerabat terdekat kita.
Sementara itu, Kepolisian Nasional Divpropam mengatakan mereka meminta maaf atas penggunaan tindakan berlebihan dalam pelaksanaan demonstrasi di Malang. Mengutip akun Ramorpam Poly X, kepala propam polisi distrik Java Timur akan mengambil langkah kuat untuk melakukan penyelidikan langsung terhadap kekerasan.
“Kami mohon maaf atas acara tersebut.
Selama unggahan, Divpropt mengatakan polisi negara itu sangat menghargai dan mendukung hak untuk mengekspresikan aspirasi mereka. Namun, mereka meminta aspirasi harus dilakukan dalam kondisi yang menguntungkan, rapi dan aman.
“Polisi nasional berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas keamanan setiap UNR untuk mencegah peristiwa yang sama terjadi lagi. Sekali lagi, kami mohon maaf atas acara tersebut,” pungkas.
(FRD/anak)