
Jakarta, CNN Indonesia –
Pada 24 Februari, Presiden Prabo Subayanto melaporkan ambisinya untuk membangun investasi pemerintah besar dengan meluncurkan Badan Manajemen Investasi Daya Nusantara (BPI dan Antara).
Antara dana awal dan dana investasi $ 20 miliar atau rp325 triliun (nilai tukar RP16.260 per dolar AS). Dana ini berasal dari kapasitas pendapatan dan anggaran negara (APBN).
“Sisanya, kami memiliki $ 20 miliar (RP325 triliun, RP16.260 nilai tukar per dolar AS). Dan kami tidak menggunakannya.
Probovo berbicara dan diciptakan untuk memaksimalkan manajemen keledai. Prabovo melaporkan bahwa ketika ia berada di Konferensi Pemerintah Dunia Dubai beberapa waktu lalu, keuntungan dari pengelolaan aset dalam berbagai proyek berkelanjutan harus disimpan untuk mendukung keamanan pangan, energi, dan industri.
“Sementara itu, ia berinvestasi dalam proyek -proyek yang stabil dalam sumber daya alam dan aset lahan kami dan memiliki dampak besar di berbagai sektor seperti energi terbarukan, produksi canggih, industri yang lebih rendah, produksi pangan dan lainnya.”
Di dalam keinginan pemerintah untuk mendirikan perusahaan super -asset besar yang dapat bersaing untuk kebesaran Temasek di Singapura.
Tubuh telah mengungkapkan bahwa mayat itu harus menarik investor asing ke negara dan Antara.
Oleh karena itu, ketika ia menjadi ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Probo-Gibran, mereka dirancang dan di tengah. Perusahaan berfokus pada peningkatan investasi domestik melalui berbagai lembaga pemerintah.
“Jadi kami memikirkan bagaimana kami mencoba mempercayai apa yang kami miliki.
Sejauh ini, 7 bokong besar berputar. Mereka adalah Pt Pertamina (Persiro), Pt PLN (Percero), Pt Bank Rakat Indonesia (Percero), PT Bank Negara Indonesia (Percero) TBK, PT Bank Mandiri (Persero) Mind ID.
Dan juga bekerja sama dengan Otoritas Investasi Pusat (INA). Selanjutnya, Dana Kekayaan Sovereign pertama (SWF) dimasukkan ke dalam Badan Manajemen Investasi yang baru.
Jadi, apakah injeksi probovo dan dana jumbo?
Pusat Ekonomi dan Lembaga Keuangan Nasional untuk Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Divi) M Rizal Toufikurahman mengatakan bahwa sekolah yang paling berani dan berisiko tinggi diperkenalkan ke lembaga -lembaga baru, antara dan antara dan antara dan antara dan antara dan antara dan antara dan antara dan di antara dan di antara dan antara dan antara pemerintah.
Menurutnya, dengan menyerahkan organisasi inovasi dan pengawasan publik atau negara bagian yang tidak mencukupi, ada peluang besar untuk membuka peluang besar untuk pelecehan, ambiguitas atau korupsi.
Rizal mengatakan pemerintah harus memprioritaskan prinsip tata kelola dan memastikan bahwa ada tanggung jawab penuh dalam pengelolaan RP325 triliun dana.
.
Dia mengatakan bahwa jika para direktur memiliki kekebalan terhadap pengawasan Komite Penghapusan Korupsi (KPK), ada banyak kemungkinan penyimpangan dalam pengelolaan dana, terutama dalam pengelolaan perantara. Kurangnya pemantauan bisa menjadi kesenjangan utama, yang beberapa pihak menggunakannya untuk menyalahgunakan uang.
Dan langkah pertama dalam mencegah penanganan dana di tengah adalah bahwa agen tersebut direvisi oleh lembaga independen seperti Agen Rewents Supreme (BPK) dan tunduk pada pengawasan ketat Otoritas Pengawasan Keuangan (OJK).
Selain itu, pengaturan untuk transparansi publik harus diterapkan pada orang -orang dengan laporan keuangan yang membuat orang terbuka dan mudah diakses.
“Meskipun eksekutif bukan gubernur, KPK juga harus memiliki akses lengkap ke pengawasan keuangan,” kata Rizal.
Selain itu, Rizal cenderung sebesar Temacek. Tetapi antara tantangan besar yang tak terbayangkan.