
Jakarta, CNN Indonesia –
Sekolah dasar dan menengah (menengah) Abdul Mu’ti mengatakan ada tiga pilihan untuk liburan sekolah selama bulan Ramadhan. Namun, Mu’ti menekankan bahwa pemerintah tidak memiliki keputusan tentang hal ini.
“Jika kami mengikuti komunitas, saya mengikuti tiga pilihan di komunitas, dan ya, itu bukan keputusan,” kata kantor PMK Kemenko di Jakarta pada hari Senin (1/13).
Mu’ti mengatakan opsi pertama adalah satu bulan penuh liburan Ramadhan. Siswa terus berpartisipasi dalam acara keagamaan yang diadakan di masyarakat.
Kedua, di akhir Ramadhan, ada wacana liburan sekolah. Misalnya, pada awal Ramadhan, tiga hari adalah satu hari di depan Idul Fitri untuk pengingat liburan.
“Lalu, biasanya sebelum Idul Fitri Al-Fitr, bisa jadi sehari, mungkin dua atau tiga hari, dan itu tidak melewati seri homecoming sampai saat itu. Apa yang terjadi sekarang,” katanya.
Sementara itu, opsi ketiga adalah untuk sepenuhnya masuk selama Ramadhan karena terkini. Mu’ti menekankan bahwa semua proposal telah diusulkan oleh pemerintah.
“Kuncinya adalah proposal di masyarakat dan kami pasti akan memantau proposal itu sebagai bagian dari aspirasi publik,” kata Mu’ti.
Selain itu, koordinator pengembangan dan budaya manusia (Menko PMK) Pratikno mengatakan pemerintah tidak membahas sebulan liburan sekolah selama bulan Ramadhan.
Awalnya, liburan sekolah satu bulan muncul dari Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar pada bulan Desember 2024
“Kami belum membahasnya. Saya bertemu Tuan sore ini.
Liburan sekolah adalah bulan penuh selama bulan Ramadhan, dan telah mendapatkan baik atau buruk publik.
Ketua PBNU Yahya Cholil Staqu mengevaluasi model yang jelas bagi pemerintah untuk mempertimbangkan liburan selama Ramadhan.
Sementara itu, Anwar Abbas, ketua Mohamedia PP, mendukungnya. Tetapi dia mengatakan itu tidak berarti bahwa anak -anak tidak belajar jika sekolah ditutup.
Selain itu, Menteri Koordinasi Otorisasi Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar (CAK IMIN) juga tidak setuju dengan liburan sekolah satu bulan selama Ramadhan.
Menurut ketua CPB, liburan sekolah 40 hari terlalu lama. CAK IMIN juga menilai bahwa Ramadhan puasa bukanlah penghalang untuk kegiatan seperti pekerjaan sehari -hari normal.
“Saya tidak berpikir itu perlu. Karena liburan Ramadhan tidak jelas, konsep ini tidak diperlukan (liburan), masih berlanjut, dan puasa tidak menghentikan semua (aktivitas),” kata Muhaimin Iskandar, Sabtu (11/1).
(RZR/TSA)