
Jakarta, CNN Indonesia –
Sekretaris Kabinet Menteri Teddy Indra Wijai membantah pembebasan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, ketika Presiden Indonesia, Poblion Subion, menyampaikan pidato kepada D-8, Kairo, Mesir.
Dia mengatakan bahwa Erdogan telah meninggalkan tempat itu untuk pertama kalinya karena ada program lain.
Teddy mengatakan dia harus mendapatkan babak pertama untuk berbicara di sesi kedua. Namun, Erdogan meminta izin untuk berbicara lebih awal.
“Presiden Erdogan meminta izin untuk bertukar urutan atau menyalakan pidato karena mereka harus meninggalkan tempat pleno lebih awal,” kata Teddy melalui deklarasi tertulis pada hari Senin 2/23).
“Jadi ketika sesi kedua dimulai, Presiden Erdogan pertama -tama berbicara dan meminta maaf karena meninggalkan alun -alun pleno,” tambahnya.
Teddy menekankan bahwa tidak ada masalah antara Pravo dan Erdogan. Dia memanggil mereka teman.
Dia juga mengatakan bahwa hubungan antara kedua angka itu juga sangat cair.
“Sampai sesi kedua, presiden Dobrovo dan Presiden Erdogan makan siang bersama, duduk di dekatnya,” katanya.
Sebelumnya, video video yang beredar Erdogan, yang berbicara tentang ruangan saat menyesal di puncak D-8 di Kairo, di Mesir. Dalam video itu, Erdogan keluar dari rasa sakit.
Dia juga ditolak oleh Duta Besar Turki untuk Indonesia, Talip Kuchkan. Talip mengatakan penjelasan tentang Kementerian Luar Negeri Indonesia benar.
Sosialis pers Kementerian Luar Negeri di Indonesia “Roy” Samirat menjelaskan bahwa ada kebiasaan di Forum Internasional, setiap delegasi memiliki hak untuk menentukan apakah kepala delegasi duduk di kursi delegasi atau meninggalkan ruangan.
“Dengan menjawab pertanyaan saya, saya ingin membagikan penjelasan berikut tentang Kementerian Luar Negeri, yang memberikan perspektif yang tepat dan informasi yang baik,” kata Kuchkan fun-eastern.com pada hari Minggu (12/22).
(MNF / DAL)