
Jakarta, CNN Indonesia –
Melalui Kementerian Kesehatan (Chenx), pemerintah mengatakan tidak akan memeras atau melarang kunjungan di dalam dan di luar Cina setelah penyebaran influenza ke dan virus virus metapino manusia (HMPV) di negara itu.
Sejauh ini, pemerintah hanya melaporkan pengawasan, pengamatan dan virus di Indonesia sejauh ini. Dia juga mengimbau publik untuk terus mengimplementasikan protokol kesehatan, terutama bagi warga negara Indonesia yang bepergian ke Cina.
“Saat ini, Indonesia tidak memerlukan perjalanan atau kebijakan larangan di Indonesia,” kata Vadiavati saat ia menghubungi pada hari Jumat (3/1).
Sejauh ini, Kementerian Kesehatan telah memastikan bahwa tidak ada pencarian untuk kasus influenza dan HMPV di Indonesia. Menurut Vadiavati, flu H5N1 memiliki kasus di Indonesia pada tahun 2005 dan 2017. Namun, sejak 2018, manusia belum dapat mengetahuinya.
Berkenaan dengan variasi H5N6 dan H9N2, telah dilaporkan bahwa ada beberapa kasus di Cina, sejauh ini belum pernah dilaporkan di Indonesia. Sejauh ini, kata Vedaavati, distribusi kedua variasi masih lokal di Cina.
“Statistik dan informasi yang kami kumpulkan, terutama di mana masalah influenza Tipe A dan HMPV masih menyebar di Cina,” katanya.
Pada awal hari -hari terakhir, kasus HMPV dilaporkan di Cina.
Pada hari Kamis (26), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC) mendaftarkan kecenderungan untuk meningkatkan kasus HMPV pada seminggu dari 16 hingga 22 Desember.
Menurut data pihak berwenang, masalah ini meningkat pada anak -anak di bawah 14 tahun. Provinsi infeksi utara Cina adalah tempat untuk menyebar, yang mirip dengan Kovide 19, seperti yang dikatakan para penulis.
CDC menggambarkan gejala HMPV, termasuk batuk, demam, hidung tersumbat, perumahan atau sesak napas.
Kasus yang parah dapat menyebabkan korban HMPV mengalami bronkitis atau pneumonia, terutama untuk orang yang lemah seperti anak -anak, orang tua atau mereka yang memiliki gangguan imunologis. (Thr/gil)