
Jakarta, CNN Indonesia –
Seorang siswa yang terbunuh dalam demonstrasi amandemen undang -undang TNI masih dirawat di Rumah Sakit Belney di Jakarta.
Sumbar CNN Indonesia melaporkan bahwa enam siswa tewas dalam demonstrasi.
“Muhammad Andreana Saputra masih menerima perawatan, tahu (secara kondisional) di departemen normal,” katanya Jumat (3/21).
Kemudian lima siswa lainnya diminta untuk dipulangkan dan banyak yang diminta untuk beralih ke rumah sakit lain.
Dua siswa atas nama Muwahmad Rafi Radidya dan Muhammad Aiden Kifari meminta untuk pergi ke rumah sakit UI atas permintaan mereka sendiri.
Kemudian, Imam bertanya kepada Au Big Hidaya dan Alip Ma Ula Lana Akbar untuk kembali ke permintaannya sendiri.
“Ketika seorang siswa dalam magang DPT ingin panik dengan teriakan demonstrasi dan air, tersandung dan tersandung, dan menjahit luka perut (atas permintaannya sendiri),” katanya.
Sebelumnya, siswa dan massa masyarakat sipil memperkirakan bahwa diskusi tentang akun TNI tidak jelas dan dianggap mendesak. Selain itu, penduduk menganggap akun TNI ini sebagai pintu gerbang menuju kebangkitan angkatan bersenjata.
Pemerintah dan Parlemen, bagaimanapun, menyetujuinya pada hari Kamis (3/20) pada pertemuan penuh ke-15 2024-2025.
Sejak DPR dibahas dua minggu lalu, ada banyak perubahan dalam perubahan dalam akun TNI. Namun, tiga artikel telah ditekankan, yaitu bagian 7 dari tugas dan kegiatan TNI dalam kegiatan lain selain perang (OMP).
Kedua, bagian 47 terkait dengan menempatkan tentara aktif di posisi publik. Dengan amandemen sekarang ada 14 lembaga pemerintah yang dapat ditempati oleh pemain aktif dari 10 otoritas sipil asli.
Ketiga, Bagian 53 TNI terkait dengan perpanjangan usia pensiun. Perpanjangan usia pensiun dibagi menjadi tiga kelompok antara Tamdama dan Pindara, pejabat menengah dan pejabat senior.
(FRA/DIS/FRA)