
Jakarta, CNN Indoesia –
Presiden Provo Sabanto telah mengklaim beberapa perubahan dalam perubahan pada desain RUU Polisi Nasional, yang akan direvisi dalam DPPR.
Prabov mengatakan poin -poin perubahan dibahas untuk memajukan otoritas polisi nasional. Namun, menurut mereka, jika otoritas cukup, itu tidak harus dimasukkan.
“Jika dia telah menjadi otoritas yang memadai, siapa yang harus dimasukkan dalam kediamannya, Kamaling, Beld, Minggu (6/4) di kediamannya, Kamaling, Beld, Minggu (6/4), jadi siapa yang harus dimasukkan? Jadi dia hanya seorang hakim.”
Namun, Prabov telah mengklaim telah sepenuhnya percaya sistem politik. Pemerintah telah mengatakan, melihat sejumlah indikator untuk berspesialisasi dalam RUU lembaga secara khusus kepada Otoritas Kepolisian Nasional.
Misalnya, terkait dengan kasus narkoba, penyelundupan, barang terlarang, penipuan. Dia mengklaim bahwa dia telah meminta jurusan polisi nasional dan jaksa agung, terutama tentang penghapusan narkoba.
“Masalahnya, saya berbicara dengan semua keadaan obat yang harus kita lawan, sangat berbahaya bagi anak -anak kita kepada cucu -cucu kita. Sangat berbahaya untuk mendeteksi obat, dan kemudian menghitungnya,” katanya.
Prabov mengklaim untuk meningkatkan keprihatinan gereja tentang rencana perencanaan RUU Polisi Nasional di DPPR. Dia mengklaim bahwa dia membicarakannya. Namun, ia meyakinkan bahwa itu tergantung pada petugas penegak hukum, termasuk TNI.
“Keberhasilan negara yang kuat, antara lain, keberhasilan tentara dan polisi,” kata Prabov.
RUU Polisi Nasional telah dimasukkan dalam daftar tagihan, yang sekarang menjadi cahaya koalisi kritis yang ditetapkan setelah beberapa kali setelah verifikasi RUU TNY. Namun demikian, RUU tersebut belum secara resmi memasuki program preferensial dan siap untuk membahasnya melalui DPPR.
Pada periode DPP terakhir, RUU kepolisian nasional dalam terang, terutama tentang pembicaraan polisi nasional tentang mengetuk dan menggabungkan wewenang untuk bekerja.
(Tr / urgo)