
Jakarta, CNN Indonesia –
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa hingga 710 orang telah meninggal karena serangan besar Israel sejak Selasa (18/3).
Pelabuhan kesehatan Gaza, Khalil al Daqran, juga mengatakan 900 orang di Palestina terluka dalam serangan brutal Israel.
Daqran mengungkapkan bahwa sekitar 70 % dari korban yang terluka adalah anak -anak dan wanita. Sebagian besar korban dalam kondisi kritis.
Al Jazeera melaporkan bahwa banyak korban yang terluka telah meninggal karena perlakuan minimal, dampak pembatasan ketat pada bantuan kemanusiaan Israel yang memasuki Gaza.
Sejak Selasa, Israel telah menabrak Jalur Gaza. Menteri -M pertama Benjamin Netanyahu mengatakan operasi itu baru permulaan.
Serangan itu adalah yang terburuk sejak Hamas dan Israel setuju dengan berhenti -mereka dimulai dan dimulai pada pertengahan Januari.
Serangan itu juga terjadi ketika negosiasi fase berhenti -dua dilakukan.
Selain ratusan kematian dan korban yang terluka, Palestina di Gaza sekarang juga terancam mengalami kelaparan blokade bantuan kemanusiaan Israel di wilayah tersebut.
Kepala kantor media pemerintah Gaza, Ismail Tawabteh, mengatakan hampir dua juta orang kehilangan keamanan pangan mereka.
“Gaza secara resmi memasuki fase pertama kelaparan, dengan hampir dua juta orang kehilangan ketahanan pangan mereka,” kata Tawabteh, seperti dikutip oleh agen Anadolu.
Thawatteh mengatakan penutupan perbatasan dan blokade bantuan kemanusiaan untuk memasuki Gaza, bencana kemanusiaan Palestina yang tidak pernah terjadi sebelum menghadapi.
Program Pangan Dunia (PMA) mengatakan pada hari Jumat (3/14) bahwa mereka tidak dapat mengirim pasokan makanan ke Gaza sejak 2 Maret. Ini berkat blok Israel dari semua batasan ke Gaza.
Bukan hanya makanan, pasokan sumur sumur telah berhenti untuk memperburuk krisis air di daerah tersebut.
(Isa/DNA)