
Jakarta, cnn innn –
Kepala Kepala (KLK) Bambang Apri Imojo dan Seru Akbar Adi ditutup dalam pembunuhan mobil sewaan, Ilyas Abdul Rahman.
Dalam kebutuhannya, oditur militer Gori Rambe Bambang dan Akbar telah terbukti membunuh orang sebelum dia datang. Mereka juga mengatakan itu akan membuktikan orang -orang yang dicuri untuk melukai mobil.
“Kami bertanya kepada Pengadilan Militer II-08 Jakarta bahwa penganiayaan telah dilanggar,” ia telah membuat ilegal, “
“Tersangka atas saya di kepala Bambang Apri Ummiojo -eader Pelaku Kehidupan.
Sejauh menyangkut Seru Rafsin Hermawan, Odititur Militer telah mendaftar untuk meninggalkan hukuman empat tahun karena hanya menawarkan pelanggaran.
Kursi Duduk Di Oleh Oditur
Tentara sebelumnya dikatakan memulai ini pada 26 Desember 2024 ketika Sertu Rafelsin memanggil mobil tanpa BPKB dengan sejumlah besar RP50-60 juta. Akbar kemudian meminta Bambang untuk membantu mencari mobil untuk RFSIN.
Atas permintaan, Bambang menghubungi tetangganya di Standung, Hendri, untuk menemukan Honda Car Brio. Hendra tahu bahwa ada seseorang yang tahu dalam hukum mobil bernama Ajat dan Isra.
Ajat kemudian menyewakan rumah Mak Mak Mak Makmur Jaya, mengemudi untuk korban Iilyas. Mobil itu diberikan kepada Hendri Bambang.
Singkat cerita, tentara militer TNI juga datang untuk membeli mobil dengan harga RP. 55 juta. Mobil itu dibawa oleh tentara TNI. Sementara itu, tempat lain, korban, mobil sewaan ajat mengikuti karena tidak kembali.
Korban dan anaknya dan beberapa temannya kemudian dia berjalan di atas mobil. Mereka kemudian akan melihat mobil pada 2 Januari 2025 sekitar pukul 02.00 WIB, ketika mereka dibuat dari AKBAR dan area refab Pandlang.
Korban dan rombongannya mencoba menghentikan mobil. Islas dan rombongannya memotong kecepatan brio mobil dan kemudian turun ke Akbar dan rsfsin dan meminta akar mobil.
Karena layanan kesehatan telah membuat kekerasan ini, Akbar mencoba memperbaiki situasi dan menjelaskan sebagai anggota TNI. Ketika Rafsin dikenakan, senjata api senjata api dibawa dari Akbar dan kemudian menunjukkannya kepada korban dan kejutannya.
Tiba -tiba sebuah mobil keluar dari kepala Bambang dan jatuh ke Eilas dan rombongannya. Di tengah holaut, Akbar, Rattsin dan Bambang kemudian melarikan diri ketika mobil brio kembali.
Karena situasinya, korban dari kelompok itu kemudian diumumkan kepada petugas Cinangka untuk menerapkan jenis Cinangka untuk mengaplikasikan hewan. Tetapi karena mereka tidak menjawab, mereka tetap diri mereka sendiri.
Dari Simpang Cilee, Akbar, Bambang dan Ratta, Exchange. Posisinya, Akbar, memimpin mobil dari Brio, ketika Rafsin mengendarai mobil dengan Bambang.
Mereka akan melarikan diri sampai akhir, diikuti oleh korban penyanyi KM 45 akan lebih ringan. Setibanya di gedung itu, serangan Akbar ke Bambang karena dia pergi ke kamar mandi.
“Senjata itu adalah korban yang langsung dipercayakan kepada tersangka, ada senjata, senjata terkunci,” katanya dalam proses itu.
Ketika datang ke Akbar dengan Bambang untuk kemampuan menggunakan senjata api ketika sesuatu terjadi. Bambang kemudian terus merokok dari bagian dalam ide Daihatu Sigra.
Ketika Akbar pergi ke kamar mandi dengan minimarket. Setelah itu, Akbar kemudian bertemu tiga kelompok penyewaan otoritas, Agus Zami, Aidar Ajrie dan Ramli Ajrie dan Ramli setelah meninggalkan kamar mandi.
Saat itulah dugaan Akbar diambil oleh pinjaman oleh saksi kami ketika dibawa ke mobil Avanza yang diparkir. Bambang yang menemukan Akbar terpapar untuk mengalahkan ketika mereka terbunuh dua kali oleh mobil.
Saat itulah Akbar segera memerintahkan jaksa penuntut umum untuk membunuh saksi dengan Bambang. Tembakan ketiga, katanya, ini tentang operator Ramli yang masih memegang Akbar.
Setelah mereka terbunuh, rilis normal kami Akbar menyelamatkan dan menyelamatkan dirinya sendiri. Ketika Akbar berjalan dan mobil Honda Brio masuk.
Ketika seorang penguji Ramli yang mengetuk tembakan jatuh sebelum flat minimarket jatuh. Di sisi lain, tuan tanah dari orang tua sewa kemudian mencoba mendekati Bambang.
“Selain itu, tersangka 1 meter (Bambang) berkisar pada emosi refleksif dan terbuka,” jelasnya.
Akhirnya, Bambang bisa kembali karena pencuri telah berteriak di atas tempat itu.
“Kepada tersangka lagi di atas dan ketika semua pengecualian untuk seseorang adalah mode.
(TFQ / GOLD)