
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Arag Ahghachi menolak untuk membahas diskusi tentang program nuklir. Aravachi memanggil pembicaraan dengan AS “tidak berarti”.
Diskusi tidak penting jika piagam PBB terancam akan digunakan terus menerus, dan AFP
Kementerian Luar Negeri Iran ditekankan bahwa partainya masih berkomitmen untuk diplomasi tetapi akan mencoba diskusi tidak langsung dengan Amerika Serikat.
“Iran siap berurusan dengan semua opsi dan acara yang mungkin dimiliki, itu akan melindungi kepentingan nasional dan kedaulatan dalam diplomatik dan diskusi,” tambah Aragachi.
Presiden Iran Masad Musicticten terawat untuk terlibat dalam dialog berdasarkan kesetaraan.
Namun, dia dengan tulus menanyai kami meminta diskusi. Dia berkata, “Jika Anda ingin diskusi, apa arti ancaman itu?”
Tanggapan Iran dibuat setelah Presiden Donald Trump untuk menolak proyek Under Nuclea. Tetapi jika diplomasi gagal, Trump membuat Iran.
Negara -negara barat untuk Iran baru -baru ini melakukan negara -negara barat baru -baru ini mencoba mendapatkan senjata nuklir. Iran hanya menolak kegiatan nuklirnya untuk warga sipil.
Pada 2015, Iran memperoleh kontrak besar dengan anggota dewan keamanan PBB yang stabil, yaitu, untuk mengelola kegiatan nuklir Amerika, Prancis, Cina, Cina, Inggris, dan Jerman.
Kontrak itu diberikan dengan imbalan program nuklirnya untuk memastikan bahwa Teheran tidak dapat mengembangkan senjata nuklir.
Pada tahun 2018, Amerika Serikat menarik perjanjian dan menerapkan izin kuat terhadap Iran.
Setahun kemudian, Iran mulai mengakhiri komitmennya berdasarkan Iran, mempercepat proyek nuklirnya. (DNA)