
Jakarta, CNN Indonesia –
Para peneliti dan sembilan warga Malaysia juga telah menjadi korban mode perdagangan online dengan laba 4,9 miliar RP oleh Polisi Regional Pusat Polisi Regional Sulaveesi (DIT Rever).
Central Sulawesi adalah kepala polisi regional dan komisaris senior Jokoka Viyanartono, yang merupakan sembilan korban dan semua rekening bank asing berdasarkan rekening nomor rekening korban di ponsel.
“Selama bekerja, para penjahat menuduh bahwa sekitar 1.346.440 Malaysia memiliki pendapatan hit cincin Malaysia, jika menjadi RP untuk 4,9 miliar. Para penjahat benar -benar ditargetkan oleh Mali,” kata Joko dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Jumat (1/31).
Joko mengatakan kasus itu terus tumbuh, diikuti oleh partainya yang melarikan diri, yang merupakan penduduk Salveia Selatan.
“Status masih ada di pencarian (DPO), ia berperan dalam memfasilitasi pembuatan dan pengumpulan ponsel,” jelasnya.
Dalam skandal internet, 21 orang, termasuk dua aktor kecil, telah berhasil dilestarikan, sehingga menegakkan perbaikan pompa papa.
“2 ABH dipertahankan oleh penelitian sosial (litma) oleh BAPA dan hasilnya masih menunggu,” katanya.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara ini, para peneliti belum menemukan warga negara Indonesia yang menderita penipuan online berdasarkan aturan perdagangan investasi, kata Joko.
“Berdasarkan hasil tes dan meningkatkan penjahat, para korban warga negara Indonesia juga berencana untuk mengirim 37 unit penjahat ponsel di Labfer Pemeriksaan Forensik Digital,” katanya.
Sebelum ini, 21 penjahat telah menangkap polisi daerah pusat Sulaveesi setelah menghadapi sesi komersial dengan kedok bepergian ke Pala dengan tujuan para korban warga Malaysia.
21 Polisi, Tn. Sico (22), MS (27) dan AM (19).
“Serangan di toko berdasarkan perjalanan dalam mengejar perjalanan. Hasilnya adalah bahwa banyak orang, termasuk dua penjahat, masih di bawah usia,” kata Joko.
Joko mengatakan pengungkapan dimulai dengan data jaringan bahwa polisi Regional Sulawesi Tengah pada hari Jumat (1/17) mengutuk para penjahat dalam perdagangan di bawah poros engkol orang.
“Sekitar satu minggu, kegiatan pelaku terus mengikuti, dan kemudian tuduhan para penjahat dan tuduhan dilakukan kegiatan investasi online dengan perangkat seluler dari setiap terdakwa.” (Mir / fea)