
Jakarta, CNN Indonesia –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengancam bahwa Iran segera mengancam akan mengebom jika dia menyetujui nuklir.
Sejak Iran, pernyataan pertama menolak pembicaraan nuklirnya dengan Amerika Serikat, Trump mengklaim bahwa para pejabat dari kedua negara dipanggil, tetapi tidak memberikan informasi tambahan.
“Jika dia tidak senang, itu akan dibom, Trump mengatakan dalam sebuah wawancara telepon (3/31) yang dilaporkan oleh Reuters pada hari Senin. Itu akan dibom sebelum akan dibom.”
“Jika mereka tidak setuju, saya akan memakai tarif sekunder untuk mereka, seperti empat tahun yang lalu,” katanya.
Iran mengirim tanggapan kepada Oman melalui surat dari Teheran untuk mencapai kesepakatan nuklir baru dari Teheran.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Aragki mengatakan bahwa ketika kebijakannya berada di bawah tekanan militer dan bahaya, ia tidak berpartisipasi dalam pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat.
Presiden Iran Mesut Poshikian mengulangi kebijakan hari Minggu.
“Pembicaraan langsung (dengan Amerika Serikat), tetapi Iran selalu berpartisipasi dalam pembicaraan tidak langsung, dan masih menekankan bahwa pembicaraan tidak langsung akan berlanjut,” katanya.
Dalam sebuah wawancara NBC, Trump juga menuduh tarif sekunder, yang memengaruhi pembeli barang di Rusia dan Iran.
Sebelumnya, Venezuela menandatangani perintah eksekutif yang mengkonfirmasi penerima penerima minyak.
Untuk pertama kalinya, Trump, Amerika Serikat menutup kesepakatan 2015, yang mengangkat sanksi kontroversial terhadap penghargaan sanksi antara Iran dan negara -negara terbesar di dunia.
Negara -negara Barat memiliki agenda rahasia untuk pembuatan senjata nuklir dengan meningkatkan fokus tingkat tinggi untuk kelayakan tingkat tinggi untuk program energi nuklir perkotaan.
Iran mengatakan program nuklir sepenuhnya untuk tujuan energi sipil. (Yoa / DNA)