
Jakarta, CNN Indonesia –
Departemen Polisi Nasional Hubinter mengatakan bahwa pengungsi Paul Tanos ditemukan di Singapura pada akhir 2021 dalam kasus korupsi e-agentop.
Kepala Christiana Jenderal Hubinter Hubinter National Hubinter Morti mengklaim bahwa kehadiran Tanos mengirim permintaan kepada otoritas Singapura untuk menangkap pihak berwenang.
Dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Jumat (9/21), ia berkata, “Akhir tahun lalu, Divisi Hubinter mengirim surat penangkapan sementara kepada pihak berwenang Singapura karena kami memiliki informasi yang kami memiliki informasi untuk membantu orang tersebut.”
Kemudian, ia mengatakan bahwa Petugas Kepolisian Nasional Hubinter dihubungi oleh otoritas Singapura bahwa Paul Tanos dipenjara oleh Badan Korupsi Anti -Singapura.
“Pada tanggal 1 Januari, pengacara nasional kami dikatakan oleh Singapura bahwa orang yang relevan berhasil dikonfirmasi oleh Investigasi Praktik Korupsi Singapura (CPIB),” jelasnya.
Kharisana mengatakan bahwa pertemuan bersama diadakan setelah penangkapan setelah penangkapan setelah pertemuan bersama dengan Tvasministry dan organisasi di National Police Habinter pada hari Selasa (23/1) untuk mengikuti proses tersebut.
“Indonesia saat ini sedang mengerjakan pengampunan instruksi adalah KPK, Polly, saat itu dan Kementerian Hukum,” dan Kementerian Luar Negeri, “katanya.
Sebelumnya, KPK elektronik KTP (EKTP) Paul Tanos telah pindah ke Singapura untuk merawat tersangka dalam kasus korupsi.
“Memang benar bahwa Paul Tanos terperangkap di Singapura dan saat ini dia sedang disimpan di Singapura,” melalui pesan tertulis pada hari Jumat (9/21).
Proses penghapusan Paul Tanos masih berlangsung sampai berita ini ditulis.
“KP sekarang telah berkoordinasi dengan Kepolisian Nasional, Kantor Pengacara Nasional dan Kementerian Hukum, meskipun menuntut perlunya perlunya membawa Indonesia yang relevan dengan keadilan sesegera mungkin,” kata Fitrah.
Paul Tanos diangkat sebagai presiden PT Sandipala Earth, pada Agustus 2019, dalam kasus korupsi atas tuduhan proyek EC dengan tiga orang lagi dalam kasus korupsi.
Ketiganya adalah mantan presiden negara pencetakan perum ISNU ad Wijaya; 2014-2019 Anggota DPR Maryam S Harani; Dan Hussein Fahmi adalah ketua tim teknis untuk teknologi informasi untuk aplikasi e-KTP.
PT Sandipala Sun menjadi tim yang terkait dengan proyek yang merusak ekonomi negara hingga Rp 2,5 triliun. Dikatakan bahwa perusahaan telah menerima Rp 145,8 miliar.
Meskipun ia bergabung dengan konsorsium terakhir, perusahaan Paul mendapat sekitar 44 persen dari total proyek e-agensty RP5,9 triliun.
Sebelumnya, KPK sudah merawat beberapa orang. Mereka sebelumnya adalah pembicara DPR Seta Novanto, mantan anggota DPR Marcus Women, masalah dua Kementerian Kementerian, yaitu Irman dan Sugiharto.
Kemudian presiden PT Quadra Solutions, Anong Sugiana Sugiana Sudihardzo, pesta swasta Andy Augustinas, OKA MASAGONG dan keponakan Novento Irvanto Hendo Pambudi. (TFQ/ISN)