
Jakarta, CNN Indonesia –
Pemerintah telah memutuskan untuk melanjutkan Proyek Normalisasi Sungai Ciliwung setelah banjir melanda beberapa tahun yang lalu.
Keputusan itu dibuat setelah Menteri Publik Dody Hall dengan Menteri Ath / BPN Neronon Wahid Wahid dan Gubernur Dki Jakarta. Dody optimis bahwa proyek ini dapat diselesaikan dengan semua pihak.
“Fokus utama kami adalah mempercepat akuisisi tanah untuk bekerja tahun ini sampai tahun,” kata Dody dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Jumat (3/14).
Dody menjelaskan bahwa normalisasi Sungai Ciliwung dilakukan dengan 33,69 km. Namun, pada saat ini proyek berhenti setelah membuka 17,14 km. 16,55 km akan dirancang ulang sambil mempertahankan perolehan lahan.
Normalisasi Sungai Ciliwung mengatakan akan membantu 40 persen dari banjir Jabodetabek.
Proyek ini akan meningkatkan efektivitas beberapa pekerjaan progresif, dua kedalaman kering (bendungan kering) dalam panjang terowongan 1.268 dengan dua pipa dengan diameter 3,5 meter.
“Sungai Cibit memainkan peran utama dalam sistem saluran Jakarta. Oleh karena itu, normalisasi ini tidak hanya untuk mengurangi risiko banjir, tetapi juga untuk meningkatkan kapasitas sungai di akomodasi dan menyebutkan air yang optimal,” kata Dody.
ATR / Nusron Wahid ATR / Nusron Wahid Menteri mengatakan akan membantu 11 hektar dengan 16 km dalam rapat umum untuk Rawajati. Mereka mengatakan bahwa akuisisi tanah dapat ditempatkan pada bulan Mei dan pembangunan normalisasi sungai dapat dilakukan pada 20 Juli.
Sementara itu, Gubernur DKI Anung menekankan pendekatan manusia terhadap populasi yang dipengaruhi oleh normalisasi normal sungai.
“Normalisasi ini penting bagi Jakarta, tetapi kita juga perlu memastikan bahwa orang yang terkena dampak adalah solusi bersama bagi pemerintah federal akan memberikan buletin yang baik dan” kata ruang lingkup itu.
(DHF / AVT)