
Surabaya, CNN Indonesia –
Acara “Dark Indonesia” dilakukan oleh ribuan siswa Subaya di East Java DPPRD, Senin (2/17), dipanaskan. Polisi menembakkan air ke bola air.
Pertama, siswa meminta Presiden Timur Java DPRD dan karyawan mereka untuk memenuhi tumpukan tindakan. Tetapi setelah menunggu lebih dari tiga jam, permintaan itu tidak diberikan.
Siswa berhasil mematahkan pagar dengan kawat berduri dan siap untuk mendorong gedung Java DPRD Timur. Sementara ratusan petugas polisi, termasuk Akleng Brimob dan helm dan tongkat, mendistribusikannya.
Ketika siswa mulai mendorong, kanon air yang dimiliki oleh Korps Polestab Suubaya Sabhara kemudian menembakkan bola air untuk massa. Kekacauan tidak bisa dihindari.
Sebelumnya, siswa menuntut agar presiden atau perwakilan Java Eastern DPRD pergi ke pusat acara. Tapi ini tidak pernah diberikan.
“Hanya pagar, ayah saya memberi kami perpecahan untuk bertemu dengan perwakilan di dalam, wajar jika kami memanjat kawat,” kata sumbu Akbar Thailand atau di mesin komando.
Atta mengatakan mereka ingin mereka bertemu mereka dengan para pemimpin DPRD, mendengarkan keinginan mereka dan menyerahkan kepada pemerintah pusat.
Mereka berpendapat bahwa mereka menolak kebijakan Presiden Prabowo Subanto tentang efisiensi anggaran yang akan mengurangi dana pendidikan. Mereka juga menolak Program Nutrisi Gratis (MBG), yang dianggap tidak signifikan.
“Kami hanya ingin pusat mendengar, kami mencari aspirasi kami untuk mendengar pembicara Parlemen Indonesia atau Presiden. Di mana Presiden Java Timur DPRD, sejauh ini pemimpin DPRD masih tersembunyi,” katanya.
(FRD/DAL)