
Bus, CNN Indonesia –
Kepala Kepolisian Nadada, baterai Vidjadharma Luman Sumatmadzh dicurigai melakukan pelecehan seksual terhadap tiga anak di bawah umur.
“Setelah lalu lintas, kami hanya menerima satu korban dan berdasarkan hasil dari nilai tiga korban,” kata penugasan Kota Kabat dalam memperluas dan melindungi anak -anak, Imelda Berraph, ketika mereka mengkonfirmasi fun-eastern.com pada hari Senin (10/3) di pagi hari.
Imelda menjelaskan bahwa apa yang diatur oleh kota Busan DP3A saat ini adalah korban 12 tahun. Tapi, berdasarkan peringkat, itu tumbuh hingga tiga orang. Dua korban lainnya selama tiga tahun dan 14 tahun.
Tiga anak di bawah umur, menurut Imeld, melakukan kekerasan seksual terhadap dugaan perkelahian rasa bersalah. Fajar.
“Mereka merasakan kekerasan seksual dari tersangka para pelaku (kepala polisi),” katanya.
Dia menjelaskan hasil konseling dengan para korban, pelecehan seksual terjadi dari pertengahan -2024.
Saat ini, hampir tiga minggu telah berlalu sejak konseling dan membantu para korban.
“Hari ini adalah hari ke -20,” kata Imelda.
Imelda menyatakan bahwa bantuan kepada para korban pelecehan AKBP yang dimaksudkan, Fajar, melakukan Kantor Pertempuran -P3A Qimy setelah menerima informasi dari Kementerian Pembesaran Wanita dan Perlindungan Anak
AKBP Fajar disediakan oleh staf tim Popram dan Departemen Kepolisian Regional NTT pada hari Kamis (20/2) dalam obat -obatan yang dapat diprediksi dan kasus -kasus tidak bermoral.
Setelah penangkapan, ACBP dan Fadjar segera dikirim ke Jakarta untuk menjalani inspeksi di departemen kepolisian.
Penangkapan ACBP Feadjar dikonfirmasi oleh Kepala Polisi Regional NTT, Daniel Tachi Monang Silang Silitotyng Inspektur Polisi Daniel Tachi Tachi Tachi Tachi Tachi di fun-eastern.com Senin lalu (3/3).
Dari hasil pemeriksaan untuk pengujian urin yang dilakukan oleh pemisahan Proam Polri menjadi AKBP. Fajar diuji secara positif untuk penggunaan obat metafetamin.
(Eli/Kid)