
Jakarta, CNN Indonesia –
Pada hari Rabu (2/4), di Myanmar, tentara akan mengumumkan gencatan senjata setelah gempa bumi Dahsat melawan para pemberontak, yang menewaskan hampir 2.900 orang.
Sebelumnya, perburuan militer Myanmar menolak proposal serupa untuk berhenti memecat kelompok pemberontak untuk memberikan penyelamatan.
Pernyataan Angkatan Darat Myanmar mengatakan bahwa gencatan senjata, yang akan diadakan dari 22 hingga 22, 2025, akan membantu para korban setelah bencana gempa bumi.
Publikasi Junts Militer Myanmar juga muncul setelah dugaan serangan terhadap konvoi Palang Merah Tiongkok pada hari Selasa (1/4) selama waktu setempat waktu setempat terhadap kelompok -kelompok pemberontak.
Rezim militer, yang telah berkuasa di Myanmar sejak 2021, memperingatkan para pemberontak sebelum gangguan.
Menurut Anadolu, ada beberapa kelompok pemberontak etnis yang memerangi perburuan militer di negara itu, terutama di Myanmar utara.
Pernyataan gencatan senjata tentara muncul di Tailand Bangkok, sebelum Junta Min Aung Hleng, untuk menghadiri pertemuan puncak regional.
Tentara Myanmar mencatat bahwa jika gencatan senjata mematahkan kelompok pemberontak, mereka “mendapatkan jawaban”.
Sebelumnya, gempa skala 7,7 mengguncang Myanmar, Jumat (28/03). (WIW)