
Jakarta, CNN Indonesia –
Seorang siswa dari salah satu sekolah profesional, KBB Bandung (KBB), Java Western Hones, Selasa, Artikel adalah hari (2/02).
Inisial korban MDR (17) dengan teman sekelas pada waktu itu adalah salah satu peserta seni. MDR berada di kelas 12.
“Memang benar bahwa kami telah menerima seorang siswa profesional, meninggal selama acara seni di sekolah,” Saiva AKBP tiga Suhartanto, dikutip dengan AFP.
Tri mengatakan korban MDR dan teman sekelas mengambil tema “kejahatan remaja”. Korban bertindak sebagai wanita hamil.
“Oleh karena itu, korban menghadiri kegiatan seni artitoring dalam dimonTration mereka. Dalam demonstrasi mereka dalam kegiatan ini, yang merupakan anak laki -laki. Ada adegan untuk berkomitmen dengan scission.
Tidak ada yang tahu persis karena sifat asli adalah penyebab orang mati. Karena ketika adegan terjadi: MDR telah berjalan-jalan di sofa.
Menurutnya, menurut pernyataan saksi sementara, bunuh diri gundukan, yang sedang memotong gunting di perut.
Sekolah mentransmisikan seluruh pemrosesan kematian MD polisi.
“Jika kita selalu dapat mengungkapkan untuk kronologi karena selalu dalam proses peneliti, kita tidak ingin lulus proses lingkungan,” katanya kemenangan dan bertemu Jumat (21/2).
Ridvan menjelaskan tentang adegan dramatis dalam pemeriksaan ujian di kelas 3, korban adalah seorang wanita yang hamil dan kemudian memulai bunuh diri.
“Acara ini adalah acara tahunan sebagai pemeriksaan praktis untuk 12th ke -12. Dalam Nadades terakhir ini. Dalam korban yang menarik ini dimasukkan, dramatis mereka,” katanya.
Menurut Ridwan, seorang korban yang memerankan seorang wanita hamil membawa cairan penuh cairan merah ke darah. Dalam cerita itu, telah melakukan bunuh diri menggunakan gunting.
“Properti itu sendiri digunakan, diperluas menjadi fixor, dan guntingnya nyata. Mungkin dia adalah peran yang tidak diinginkan:”, katanya.
Ketika insiden itu terjadi, Ridvan berkata: Semua siswa menonton drama. Tiba -tiba korban jatuh tiba -tiba menghilang atmosfer yang menjadi tempose dengan icing icing siswa lain.
“Jadi, di Epherier, tidak ada yang mengira insiden itu dilakukan di pusat paling dekat, kita tidak tahu itu tubuhnya,” katanya.
Baca berita lengkapnya di sini. (kedua / fragmen)