
Jakarta, CNN Indonesia –
Komisi untuk Penghapusan Korupsi (KPK) berpendapat bahwa mereka menyiapkan undangan untuk mengklarifikasi aset pemerintah (LHKPN) kepada eksekutif Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat (BPJN) Dedy Mandy.
Dugaan kecurigaan LHKPN Deddy dilampirkan setelah penganiayaan terhadap Dokter Koas Sriwijaya Universitas di Palembang yang berpartisipasi dalam istrinya dan menarik anaknya, Lady Aurelia Pramesti pada Desember 2024.
Wakil presiden dan pengawasan KPK Pahala Nainggolan mengatakan surat penjelasan LHKPN dikeluarkan untuk Dedy Mandarsyah.
“Hari ini kami menerbitkan surat undangan untuk menjelaskannya,” kata Pahala di kantor KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (1/21).
Pahala mengatakan perlu menjelaskan karena banyak aset tidak dilaporkan dalam LHKPN.
“Kita bisa mendapatkan dari bank dan asuransi keuangan atas nama akun dan istrinya. Untuk dua alasan kami membandingkannya dengan LHKPN, kami mengundangnya untuk menjelaskan,” katanya.
“Pada saat yang sama, kami berinteraksi dengan inspektur umum dalam pekerjaan umum untuk menambahkan informasi, informasi, termasuk dalam kasus tindak lanjut,” lanjut Pahala.
Sebelumnya, KPK meminta bantuan publik dalam memberi tahu aset Dedy Mandysyah di LHKPN. Tim KPK LHKPN memiliki analisis lebih lanjut sebagai bagian dari perlindungan polusi.
Dedy Mandaryah dinobatkan dalam kasus korupsi dengan operasi penangkapan (OTT) di Pusat Eksekutif Jalan Nasional Kalimantan Timur (BBPJN), November 2023.
Fakta ini memperkuat KPK untuk menyelidiki aset yang terkait dengan kasus puitis dugaan penganiayaan sehubungan dengan anak mereka.
Dedy menerima perhatian warga setelah namanya dikaitkan dengan ayah seorang siswa bernama Lady Aurelia Pramesti.
Diklaim bahwa wanita telah terlibat dalam dugaan penganiayaan terhadap mahasiswa di University of Sriwijaya Koas (UNCRI) yang disebut Lutfi, yang ada di media sosial di media sosial. Kejadian ini diharapkan telah terjadi karena Lady tidak menyetujui rencana piket untuk membawa liburan panjang saat Natal dan Tahun Baru.
Polisi Regional Sumatra Selatan memiliki Datuk Alias (FD), seorang pria merah yang bertemu Lutfi yang dicurigai dalam penganiayaan. FD ditangkap. (Ryn/Kid)