
Bandung, CNN Indonesia –
Polisi dan dokter Modus Operandi yang terlibat dalam Program Pakar Universitas Padjajaran (PPDS) diduga mengungkapkan bahwa ia memperkosa anggota keluarga pasien di rumah sakit Bandung Sadikin Hasan (RSHS).
Komisaris Hubungan Masyarakat Barat West Java Hendra Rochmawan, mengatakan bahwa Priguna Anugrah Pratama (PAP) telah menerapkan tindakan negatifnya, bahwa ia akan menerapkan korban dan pendiri.
Menurutnya, anestesi mengikuti aplikasi PAP untuk memeriksa darah untuk memberikan bantuan kepada ayah korban. Tersangka kemudian meminta korban untuk memasuki salah satu kamar di RSHS.
Kemudian tersangka memasukkan jarum ke tangan kiri dan tangan kanan korban. Kemudian tersangka memasukkan cairan ke dalam pipa IV.
“Tersangka meletakkan jarum di kiri dan kanan korban sekitar 15 jam,” kepala hubungan masyarakat Java, Komisaris Hendra Rochmawan, Rabu (9/4).
Dikatakan bahwa 15 tes injeksi dilakukan di tangan korban untuk menghubungkan jarum ke pipa IV, mulai sekarang karakter dibuat dari anestesi untuk korban.
Setelah anestesi, korban tidak langsung tahu. Kadang -kadang setelah itu, setelah korban diberitahu, tersangka disertai dengan ruang gawat darurat.
Ketika dia berada di ruang gawat darurat, ketika korban akan melakukan urin, dia merasakan sakit pada anggota genitalnya. Korban juga menceritakan tindakan yang diambil oleh orang yang dicurigai di depan yang tidak sadar, ibunya.
Keluarga korban, dia merasa ada yang aneh dari rasa sakit yang terasa. Akhirnya, mereka melaporkan apa yang terjadi pada anak itu kepada polisi.
Setelah penyelidikan dan penyelidikan internal, akhirnya 23 Maret 2024, polisi menerima kecurigaan Pap. (CSR/DMI)