
Jakarta, CNN Indonesia –
Majelis Nasional Indonesia meletakkan Profesor UGM Edy Meyanto dengan Perpertors telah dipisahkan secara seksual tanpa daya tahan.
Puan menekankan bahwa kinerja kekerasan seksual di lapangan untuk menguduskan lingkungan yang tidak ditentukan.
“Seharusnya tidak kurang tahan lama di dunia dalam pendidikan. Para peserta diputuskan,” kata Puan Maharani dalam sebuah pernyataan tertulis, 2/19).
Puan mempertimbangkan bahwa aksi Edy memindahkan nama baik dan kepercayaan kampus di kampus di Yogyakarta.
Dari aksi yang diasamkan dari Edy bertentangan dengan semangat yang diciptakan dalam penggunaan lingkungan aplikasi dan kampus etis.
“Kampus harus menjadi area yang aman, dan menjadi kesabaran untuk bersabar dalam praktik etika dan kewarganegaraan, daripada tempat salju.” Puan Speft. “Puan menjelaskan.
Selain itu, Puan ditafsirkan bahwa hukuman terhadap Edy dapat menerima karena kekerasan seksual ketika guru.
“Anda mengatakan dalam undang -undang transfer raja jika pelaku adalah gambaran politik. Saya harap itu juga dipertimbangkan dalam kasus ini.
Pertama, UGM juga menciptakan tim karyawan untuk proses EDY.
UGM universal dari acar UGM berarti tim ini oleh tim ini dengan melanggar pilihan pegawai negeri.
Saya memeriksa disiplin staf ini adalah kasus seksual dari Komite Komite Komite yang dibuat oleh Tingkat Kekerasan (PPI).
“Ini berbeda, jika Anda memiliki staf tertentu” kata Andi Saddles ketika mereka bertemu di Balundog, DIY, DIY). (MAB / DMI)