
Iaarta, CNN Indonesia –
Brilliant Angjaya, warga negara Indonesia (WNI) dari sebuah pameran atau menunjukkan alat kelamin di pesawat Singapura di kelas bisnis sambil melakukan aksi pada 23 Januari.
Di persidangan pada hari Senin (24/3), jaksa penuntut Jun Kai meminta hukuman penjara selama empat hingga enam minggu melawan brilian.
Alasannya, ada faktor dalam ballast, yaitu, penulis yang melakukan aksi pada pesawat dan mengeksekusi pekerja transportasi umum.
Dia juga menekankan bahwa para penulis mabuk dan mencatat kejadian itu.
Sementara itu, kelompok besar nasihat hukum telah menyerukan keyakinan yang lebih ringan untuk kliennya, yang berada di antara dua dan tiga minggu penjara.
Mereka berpendapat bahwa tingkat risiko yang disebabkan oleh tindakan Brilliant relatif di bawah moderat karena insiden itu berlangsung dalam waktu singkat.
Selain itu, risiko mengganggu penumpang lain dianggap minim karena brilian “berada di kelas bisnis dengan kursi yang dipisahkan oleh penumpang lain”.
Menurut dokumen pengadilan, pria yang berusia 23 tahun itu berada di Singapura, Singapura dari Singapore Airlines ketika insiden itu terjadi.
Selama penerbangan, Bright Drank Dua Cangkir Champagne sampai mabuk dan akhirnya tertidur.
Setelah bangun, brilian pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Pada waktu itu, menurut dokumen pengadilan, ia tiba -tiba bermaksud untuk merekam video kepada dirinya sendiri dengan menunjukkan alat kelamin kepada seseorang dan merekam reaksi individu tersebut.
Disebutkan oleh Channel NewsAsia, sekitar 04.45 di pagi hari, brilian kembali ke kursinya dan mengaktifkan operasi perekaman di ponselnya dengan kamera belakang yang mengarah ke lorong.
Dia kemudian membuka ritsleting celana panjang, menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut, tetapi tetap membiarkan alat kelaminnya terbuka.
Tak lama kemudian, sebuah identitas kru kabin, yang ia sukai, berdasarkan perintah pengadilan, dikirim untuk mengirimkan makanan ke Bright.
Ketika dia melihat alat kelamin pria terbuka, korban terkejut, dia segera memutar matanya dan dengan cepat meletakkan nampan makanan di atas meja lipat sebelum pergi.
Dia juga melihat bahwa ponsel yang mengatasinya dan segera melaporkan kejadian itu kepada bosnya.
Ketika penyelia korban bertanya, Brilliant awalnya menyangkal bahwa ia telah mencatat insiden itu. Namun, setelah penyelia meminta untuk memeriksa ponselnya, sebuah video ditemukan yang merekam insiden itu.
Setibanya di pesawat di Bandara Changi, polisi bandara segera ditangkap dengan cemerlang.
Pada persidangan pada hari Senin minggu ini, pengadilan akhirnya menghukum hukuman penjara tiga minggu terhadap Lambris.
Brilliant juga mengklaim bahwa dia bersalah atas semua tindakannya. (RDS/DNA)