
Jakarta, CNN Indonesia –
Pemimpin antara Muhammadiyah Haedar Nashir telah melarang Muhammadiyah College dan ‘Aisyiyah (PTMA) untuk memberi guru kehormatan siapa pun.
Haesar menunjukkan alasan bagi satu sama lain untuk mencegah ‘menjual’ gelar kehormatan. Salah satunya adalah menyerah pada perusahaan.
Perdondah Muhammadiyah: “Pesan kami kepada PP Muhammadiyah, PTMA tidak akan mencintai guru kehormatan, karena guru terkait dengan profesi dan miliknya.” Dan Islas, Islas, Islas, dan Habitu, Jebul Suroso dari kami ke Universitas Amerika Serikat. Kabupaten Ump Ump Ump Banyumas, Java Center (10/4).
Meskipun dia tidak memiliki hukum, dia percaya bahwa pesan itu dianggap sebagai undang -undang tentang program PP Muhammadiyah untuk kepentingan kekuatan Muyuah dan Muruah dan kepentingan PTMA.
Dia mengatakan semua Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memiliki 431 guru semua di Indonesia.
Dia mengatakan: “Dengan meningkatnya guru, itu harus berdampak kuat pada kualitas keunggulan dan departemen besar Muhammadiyah dan ‘Aisyayi.”
Heeatar menekankan pentingnya PTMA untuk meningkatkan kualitas dan kontribusi masyarakat. Karena masih ada banyak universitas pemerintah (PTN) di Indonesia, termasuk PTMA yang tidak dapat memasuki Universitas Dunia.
“Universab Indonesia (Daftar) 206, yaitu 400, 300, 500, dan Ekuadindi adalah Ublapetia pada 158, di Universindi, Ublansitia di 158, di universitas.”
Haear mengatakan: “Jadi kita harus bekerja keras tetapi untuk memasuki kualitas standar universitas, yang berarti kita merasa seperti kita berada di negara kita, tetapi di dunia, kita tertinggal.”
(Anak / gil)