
Jakarta, cnn innn –
Orang tersebut dapat membuat Taratistan menegaskan bahwa itu masih marah, karena Tentiek Puspa meninggal pada bulan April.
“Jangan membuatku menangis lagi, karena aku menangis pada hari itu (menangis). Kepalaku pusing (15/4).
“Namanya juga orang tua yang sudah memiliki tempat di pikiran saya jika Anda akan kehilangan apa yang orang tua, jika mereka memiliki Jan.
Tetapi lereng siap untuk mengatakan bahwa ada banyak kata dalam nama terlambat. Menurut pengumuman itu, dikatakan tentang Yangghatik, Mandirin.
“Satu per satu bukan untuk berbicara [pesannya karena ada banyak]
“Dalam sebuah kasus, kami merasa” seperti saya, Nduk berarti mungkin, itu harus diperkuat sebagai wanita cantik. “Jadilah diri sendiri sama denganmu) – begitu.
Titiefyk Puspa mati pada hari Kamis (10/4) pada usia 87 tahun karena darah 9025. Menurut situasinya, namanya telah dirawat.
Pada 2017, dalam percakapan dengan Cnnnnnnindeldawtee#A Guess Titiek Puspa Culture sebagai orang tua yang mendukung dirinya sendiri.
“Itu adalah gambaran yang bisa saya bayangkan pada usia 80, sehat dan tinggi. Itu tidak lelah. Seharusnya tidak lelah. Seharusnya tidak lelah. Seharusnya tidak lelah. Seharusnya tidak lelah. Seharusnya tidak lelah. Seharusnya tidak lelah. Seharusnya tidak lelah. Seharusnya tidak lelah. Dia seharusnya tidak lelah.”
“[Titiek Puspa] adalah yang terbaik. Dia adalah orang terbaik, orang terbaik, gambaran keras untuk memperkenalkan diri dalam kata -kata,” lanjutnya.
Inul Daratista tahu harus dekat dengan pengaturan PUSSPA. Karena gejalanya muncul pada periode 2000 -an, IUL dengan badai untuk memenuhi badai di awal penyanyi nasional Dangdut.
Yul, itu adalah penyanyi Pantura, untuk mencoba takdirnya dengan pikiran negatifnya, berayun. Ini sebenarnya adalah argumen, terutama ketika dikritik pada roma irama lamanya.
Dia hanya mencicipi tahap -tahap Jakarta, Intracerbar memiliki bom menderita banyak kritikus, mengejek, memboikot, memboikot. Dia kecewa disebut kekejaman. Sampai instruksi kecewa dan memutuskan untuk kembali ke desa.
“Saya ingat masa lalu ketika saya kembali ke Jakarta lagi karena Erego berkata:” Saya berharap banyak orang bahagia. “
“Dia berkata.” Jangan hidup jika Anda kecewa, itu bukan manusia, “Mengapa tidak mati? Lagi pula, Anda memiliki kemampuan untuk mati.”
Titiek Puspa lahir 1 November 1937 oleh Qeno Puspowidjo dan Sypiar Maram. Pemilik nama asli Sudarvati telah bekerja sejak Presiden Larto, tentunya pada tahun 1954 dan menciptakan ratusan karya.
(berakhir)