
Solo, CNN Indonesia –
Presiden ketujuh dari Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menanggapi hadirin, sebuah pengecualian alias untuk Sekretaris PDIP -General, Hasto Kristiano dari Pengadilan Korupsi (tipikal) di Pengadilan Distrik Jakarta utama (PN).
Pada pengecualiannya, Hasto menyebutkan seseorang yang mengklaim bahwa dia adalah seorang perwira tinggi yang berkuasa yang memintanya untuk berhenti. Hasto juga meminta untuk tidak menembak beberapa kerangka kerja PDIP.
Hasho juga mengatakan bahwa perlu ancaman untuk curiga jika seorang jookowi ditinggalkan dari PDIP.
Menurut Jokowi, tuduhan Hasto tidak memahami pengecualiannya. Dia mempertanyakan manfaat yang dia terima jika dia masih di PDIP.
“Mengancam, Wong, tidak dipecat, apa gunanya? Pada kehidupan kehidupan apa kerugiannya?
Dia tidak ingat pemecatan yang dilakukan oleh pesta dengan beberapa anggota keluarga.
“Wong juga menyala dengan kerusuhan,” kata Jokowi.
“Apa yang kamu coba (efek longgar dari PDIP)? Cobalah untuk memikirkan logis,” lanjutnya.
Sebelumnya, pengecualian Hasto mengatakan bahwa ancaman itu akan dihukum karena meninggalkan Jokowi dari PDIP.
“Sejak Agustus 2023 saya mendapat intimidasi yang berbeda dan saya mendapatkan sebagian besar periode setelah pemilihan regional terbaik pada tahun 2024,” kata Haso dengan pengecualian.
Puncak intimidasi terjadi setelah rilis resmi DPP Jokowi PDP dan mengumumkannya di depan umum.
Hashto mengatakan bahwa tekanan mulai terasa pada periode 4-15 Desember 2024 sebelum Jokowi diberhentikan di PDIP DPP setelah menerima laporan dari Dewan Kehormatan.
“Pada periode ini ada seorang utusan yang mengklaim bahwa itu dari pejabat negara yang meminta saya untuk mengundurkan diri, bahwa itu tidak boleh dibebaskan atau tidak boleh dihukum dan ditangkap,” katanya belum lagi secara rinci. (SYD/GIL)