
Jakarta, CNN Indonesia –
ATR / BPN mengatakan bahwa Nusson Wahid memiliki lembaga yang sangat resmi, yang mengatakan bahwa ia telah memaksa penduduk maritim untuk menggunakan penduduk masing -masing.
Menurut Nusron, para kandidat diubah untuk mengubah kartu NIB (NIB) negara pada kartu ATR / BPN. Menurutnya, hanya peringkat tinggi yang bisa memasukkan kartu.
“Jika ini adalah pejabat sederhana, itu tidak mungkin. Mengapa? Mengapa kekuatan biasa tidak dapat mencapai sistem,” kata Nussen, Salazajaya, Bekaci, Selasa (4/2).
Dia menjelaskan, negara aslinya terletak di desa desa Segayraka. 89 tanah senilai 11 hektar telah dialokasikan untuk 89 orang.
Pada tahun 2021, penduduk diperoleh setelah pendaftaran reguler (PTSL). Namun, setahun kemudian dia adalah orang yang tidak dikenal.
Komponen yang dicurigai yang digunakan oleh NIB digunakan untuk mendaftarkan 72 hektar di negara ini. Tempat ini direncanakan dari tanah ke laut sejauh lima mil. Pemilik NIB berubah dari 84 menjadi 11 orang.
“Ini (di atas laut) kami tidak pernah memberikan sertifikat. Sertifikat orang digunakan. Pada peta ini secara otomatis kembali ke laut secara otomatis,” katanya.
Dia juga melakukan penyelidikan internal untuk penyelidikan, yang dihadiri oleh Kementerian ATR / BPN. Dia juga tidak mengesampingkan kesempatan untuk melapor kepada polisi.
“Jika kemudian terbukti memiliki komponen kriminal, kami adalah menteri / menteri BPN, ia adalah menteri ATR / BPN, katanya,” Petugas Polisi “, – kata nelayan Nussen.
Dalam ulasan itu, nusron menangkap beberapa kapal penangkap ikan. Pemerintah diminta untuk menolak sertifikat laut.
Nelayan meminta pemerintah untuk menghancurkan pagar yang menghalangi hidup mereka. “Pemisahan, Tuan! Panggil orang berdosa.
Noson juga bertemu dan berbicara dengan nelayan. Dia berjanji untuk mengekspresikan keinginannya kepada Menteri Marit dan keinginan Saki Wahalu untuk menghancurkan penangkapan ikan.
Dia juga berjanji untuk meninjau sertifikat laut. Menurut Nusron, sertifikat mengatakan tidak ada.
“Jika itu akan menjadi yang pertama dari responden yang pertama dari laut, itu adalah laut, tidak ada tanah tanah, jadi tidak ada kategori tanah,” kata Nussen. (DHF / ASA)