
Jakarta, CNN Indonesia –
Di tengah ketegangan Washington dengan Iran, kapal induk AS kedua telah dipenjara di Timur Tengah.
Presiden AS Donald Trump telah mengancam akan menyerang Iran lagi jika Teheran tidak menghentikan rencana senjata nuklir.
Gerakan pembawa nuklir USS Carl Vinson mengubah posisi dari Samudra Asia-Pasifik ke Timur Tengah.
USS Carl Vinson pergi dengan kapal induk “Truman Harry” USS Harry, yang sudah ada di air Timur Tengah. USS Harry’s Truman saat ini memperluas masa pakainya di wilayah tersebut, salah satunya adalah implementasi pemboman Yaman.
Dari 2 April, mulai 2 April, ia meninggalkan Samudra Indo-Pasifik di Timur Tengah.
Kedua kapal induk mungkin bertujuan untuk menonaktifkan tim polisi Hoodi dari Yaman, yang sering terus melakukan serangan udara di kapal di Laut Merah.
Penggunaan dua pembawa udara di zona yang tidak biasa juga dilakukan oleh Pentagon untuk menunjukkan kekuatan musuh -musuh Amerika.
Seperti yang dikutip Times di Jepang, Menteri (BIT Security) menegaskan kembali bahwa AS akan membawa langkah -langkah yang menentukan jika AS akan memiliki kepentingan dan banyak karyawan serikatnya di wilayah tersebut dan banyak karyawan serikatnya di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Hexet telah meningkatkan kemampuan AS dengan menambahkan kekuatan angkatan laut pesawat destruktif di Timur Tengah.
Namun, AS sebelumnya telah memindahkan ledakan bom B -2 ke pangkalan militer Inggris AS di Diego Garcia di Samudra Hindia.
Transfer dilakukan di tengah -tengah operasi militer AS, yang membom Yaman dan meningkatkan ketegangan dengan Iran.
Ditanya tentang rencana untuk memindahkan banyak pembom B -2 ke pulau Diego Garci untuk mengancam Iran, Hackett berkata, “Kami mengizinkan mereka (Iran) untuk memutuskan.” (Mengemas)