
Jakarta, CNN Indonesia –
Badan Audit Tertinggi (BPK) mengungkapkan bahwa mata uang nasional dimasukkan ke dalam bank.
Pakar Lingkungan dan Berkelanjutan BPK Ahmad Adib Susilo mengatakan insiden itu terjadi di otoritas regional. Ini terkait dengan dana transfer (TKD) di wilayah ini dengan anggaran 91,9 triliun rupee pada tahun 2025.
“Ini selalu merupakan pengawalan, karena Kementerian Keuangan juga menunjukkan bahwa banyak anggaran regional dikirim ke industri perbankan, sehingga tidak ada uang untuk berbalik,” katanya di sebuah konferensi di Perbanas Institute, Kamis (27 Februari).
“Oleh karena itu, pemerintah pusat telah mentransfer uang ke daerah yang berbeda, tetapi tidak memainkan peran dan karenanya tidak dapat mendukung pengembangan wilayah. Disimpan di bank, ini adalah kondisi yang perlu diamati,” perintah Adib.
Adib menekankan bahwa fokus pindah ke area nyata lebih efektif. Pemerintah juga berharap untuk mengkonsolidasikan ekonomi lokal dan meningkatkan strategi utama pemerintah daerah (PEMDA).
BPK mengatakan setoran bank yang disebut SO masih sedang dibahas. Adib mengumumkan bahwa mereka akan melihat temuan ini secara teratur ketika menyusun atau mengevaluasi anggaran nasional.
Tidak ada penjelasan tertentu untuk sanksi atau penghukuman setelah dituduh menyetor negara.
Di sisi lain, TKD tahun ini diserang oleh Presiden Mitchowo Su tahun ini. Ini konsisten dengan Petunjuk Presiden pada tahun 2025 (INPRES) terkait dengan efisiensi pengeluaran dalam implementasi APBN dan APBD 2025.
Set/institusi (k/l) pengeluaran harus menghemat RP256.1 triliun. Meskipun pendapatan dialokasikan ke area Rp 50,59 triliun.
(SKT/AGT)