
Tanjungpinin, CNN Indonesia –
Pantai wisata di desa desa, Gunung Kijang, negara bagian Bintan, Nosy Riau (Pulau Riau), dipengaruhi oleh polusi minyak hitam.
Jet -Black Oil membawa pengunjung ke protes pesisir dan nelayan tidak bisa pergi ke laut. Selain itu, minyak hitam juga dapat ditemukan tercemar di pantai dan kayu dengan pantai penduduk.
“Minyak hitam sekali lagi menutupi pantai Boeka Boeka seperti daerah Kijang,” kata presiden David dari Asosiasi Nelayan Indonesia (HNSI), Binnindon
David mengatakan kapal itu adalah hasil dari polusi, perahu dan perlengkapan minyak hitam.
Menurut minyak hitamnya itu dianggap dari bunker atau tanker dari Malaysia dan Singapura yang berdekatan dengan Bintan Indonesia.
Dia mengatakan ada dua hal yang menjadi pantai minyak hitam. Pertama, angin utara kencang, dan perahu Bangboat yang menutupi bahan bakar jatuh ke laut dan dicuci di tepi pantai Bintal. Selain itu, ia ingat bahwa minyak hitam berasal dari minyak diring rig.
“Jendelanya berada di dekat Malaysia dan Singapura, minyak layar jatuh ke laut untuk mengudara di pantai jendela,” katanya.
Sementara itu, aktor Bintan mengatakan bahwa para tamu puas dengan protes tiang pantai dengan polusi minyak hitam. Menurutnya, ada minyak hitam yang diserbuki di pantai pendek tahun ini.
Liwa berharap dapat memecahkan masalah minyak hitam. Dia juga berharap akan ada manajemen ketat perbatasan negara -negara sekitarnya.
“Mengatakan adalah bahwa penyelesaian minyak hitam harus memiliki pemantauan yang stabil,” katanya kepada CNNindonsia.a..com.
Tidak ada pengumuman resmi dari Bintan Regency Agency
(ARP / DAL)