
Jakarta, CNN Indonesia –
Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus menguji sektor perbankan, PT Bank menekankan komitmennya untuk mempromosikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan melalui strategi untuk mempertahankan dan mengadaptasi dan mengukur kinerja yang solid dari TBK (Persaro) TBK (BRI).
Presiden BRI Sunarso telah mengungkapkan bahwa BRI optimis tentang profitabilitas 2025-2026, meskipun dinamika pasar global dan domestik lebih kompleks. Bagian mereka memiliki strategi ‘tunggu dan lihat’ untuk menanggapi mobilitas pasar sambil mempromosikan prinsip kehati -hatian, mengembangkan pendekatan yang fleksibel dan terukur.
“Jika tantangannya masih tidak buruk, kita masih bisa hidup.
Dia menjelaskan bahwa pilar utama podcast podcast National Banks: peluang terbaik di saluran YouTube Hermanto Tanoko pada tahun 2025, strategi BRI mirip dengan pertandingan sepak bola.
Dalam kondisi normal, BRI mampu memenangkan kemenangan 3-0 dengan likuiditas, kualitas, dan profitabilitas yang sangat baik. Namun, selama krisis atau ketidakpastian yang tinggi, kemenangan 2-1 sudah cukup karena fokus utamanya adalah menjaga stabilitas dan keberlanjutan.
“Meskipun profitabilitas mungkin sedikit kurang, hal utama adalah bahwa kita akan bertahan,” katanya.
Lapis baja dengan prinsip ini, Sunarso percaya bahwa BRI dapat mempertahankan momentum pertumbuhan antara kinetika global dan domestik dan tetap stabil untuk memberikan nilai tambahan yang signifikan kepada pemegang saham. Perlawanan yang kuat dalam perang melawan tantangan eksternal dan internal telah menunjukkan bahwa perusahaan dapat tumbuh berkelanjutan.
Sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan keberlanjutan operasi, mereka menekankan pentingnya modal atau pentingnya portofolio modal. Menurutnya, tingginya proporsi mobil BRI menunjukkan fondasi yang kuat untuk mengurangi ekspansi dan risiko bisnis.
Saat ini, mobil BRI terdaftar lebih dari 26%, yang berada di atas batas Basel III, tetapi hanya 17,5% dari mobil yang diperlukan untuk menutupi risiko berdasarkan ketentuan.
“Dengan 26% dari mobil, ini berarti bahwa kami memiliki lebih dari 7% ruang untuk penggunaan modal. Selama lima tahun ke depan, tidak ada laba yang mampu menahan keuntungan dari BRI, dan harus berbagi keuntungan dari BRI apa pun.”
Selain itu, Sunarso menekankan bahwa BRI juga mempertahankan kualitas aset melalui pemeliharaan portofolio kredit dengan cermat. Langkah ini adalah bagian dari upaya yang diharapkan untuk menghadapi kemampuan untuk mengurangi kualitas kredit, sehingga kinerja perusahaan dilakukan dalam jangka panjang.
Dipercayai bahwa pendekatan yang fleksibel dan terukur ini menghadapi mobilitas pasar global dan domestik, tetapi dimaksudkan untuk mempertahankan momentum BRI. Dengan strategi yang diharapkan dan persiapan rencana B, optimis bahwa perusahaan masih memberikan nilai tambahan yang signifikan bagi pemegang saham dan berkontribusi pada ekonomi nasional. (Rir)