
Jakarta, CNN Indonesia –
Gubernur Riaau Abdul Wahid telah menghentikan program keseluruhan perangkat regional (OPD) untuk membayar hutang 2,2 triliun rp pada tahun 2025.
Abdul mengklaim bahwa utang alternatif ditunda oleh pembayaran warisan pemerintah sebelumnya. Dampak perangkat sangat tinggi dan ditekankan sehingga 21.000 karyawan OPD terpaksa menganggur tahun ini.
“So, I say DPRD to tell me I’m (OPD program), but it wasn’t closed (RP 2.2 trillion debts),” Abduls told RPJMD Public Advisory 2025-2029 and RPKD 2026 Riau, which was presented on the YouTube Channel Channel Channel Disc
“Saya tidak ingin melanjutkan tahun ini di tahun -tahun mendatang, saya ingin selesai pada tahun 2025. Saya stabil. Biarkan kebijakan saya tidak terlalu populer, tidak ada masalah, yang penting adalah masalah saya terpecahkan,” katanya.
Politisi Partai Nasional (PKB) menekankan bahwa program pemerintah provinsi harus dievaluasi tahun lalu. Abdul Wahid mengakui bahwa dia terkejut karena mungkin ada penundaan yang lama.
Dia mengatakan dia belum pernah melihat hutang seperti itu, keduanya menjabat sebagai orang DPRD di parlemen Indonesia. Menurutnya, itu menunda pembayaran tertinggi setidaknya setidaknya RP2 miliar Rp250 miliar, bukan 2,2 triliun rp.
Komandan Riaau menuduh pekerjaan pemerintahan provinsi sebelumnya yang tidak merujuk pada aliran tradisi.
“Tidak pernah ada dalam sejarah provinsi Riaau (hutang RP2.2 triliun.
“Saya bisa membuat keputusan jika ini karena tahun ini tidak ada pekerjaan, yang berarti bahwa semua karyawan OPD tidak memiliki 21.000, termasuk semua guru, tidak ada pekerjaan tahun ini,” tambah Abduls.
Faktanya, Abdul berencana untuk mengurangi pendapatan pekerja tambahan (TPP) dalam pemerintahan politisi politik (ASN) di pemerintahan RIAAU.
“Ini sangat tidak stabil dalam posisi keuangan kami. Jadi hari ini saya tidur hampir jam 3 pagi, setiap hari dan lima.
Cnnnindonesia.com telah menghubungi Deni Surjantoro Communication and Information Service (CLI) untuk mengkonfirmasi posisi keuangan pemerintah provinsi RIAAU serta solusi. Namun, orang yang bersangkutan tidak merespons.
(SKT/SFR)