
Jakarta, CNN Indonesia –
Kepala Inspektur Umum Corpus Lalu Lintas Kepolisian Nasional, Agus SuruyonsroHo, berbicara tentang berbagai kesalahan yang dicatat dengan pembawa lalu lintas elektronik (ETLE) berdasarkan pengguna kendaraan bermotor.
Menurut AGUS, semua teknologi yang digunakan dalam sistem pasti harus ditingkatkan, termasuk tiket untuk ETLE.
“Ya, tentu saja, ini adalah bagian dari sistem, karena etle ini masih memiliki pembaruan, perbaikan. Jelas bahwa semua prioritas ini memberikan layanan masyarakat,” kata Agus ketika ia menghubungi minggu lalu.
Dia menjelaskan bahwa Etle sekarang lebih baik daripada tahun pertama implementasi beberapa tahun yang lalu. Dia mengutip bahwa Etle jauh lebih cepat ketika dikirim bukti pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna kendaraan bermotor.
“Karena peta adalah manual dan transformasi menjadi digital, itu perlu ditingkatkan dan teknologinya masih bertambah. Apa yang telah digunakan untuk menangkap dan masih mengirimkannya, sehingga pelanggaran rekaman secara otomatis dikirim ke pengguna kendaraan,” kata Agus Agus
Agus juga mengatakan partainya akan melakukan penilaian kinerja Etle untuk menyelesaikan antusiasme masyarakat.
“Dan jika ada hal -hal yang harus kita evaluasi, tentu saja, kita akan mengevaluasi prinsip -prinsip seperti itu,” katanya.
Akurasi Ethle adalah percakapan publik karena dianggap tidak masuk akal.
Contoh ini termasuk Ethle Emergy Road Murget Road yang dipanggang melalui lampu merah. Rupanya jenis kendaraan ini memiliki prioritas di jalan raya dan pelanggaran aturan lalu lintas diizinkan.
Contoh lain yang merupakan virus ketika bus Transjakarta meledak, Ethle melaju ke bus, yang merupakan perjalanan resmi. Ada juga tiket untuk bertindak melawan sepeda motor ketika dipicu oleh seorang master.
Contoh baru lainnya adalah bahwa sistem etle menandai seorang pelancong pribadi di depan mobil pribadi untuk memainkan ponsel yang keren.
Selain itu, Agus mengatakan bahwa hal terpenting tentang penggunaan ETH adalah mengurangi “gesekan” implementasi undang -undang lalu lintas antara polisi di jalan raya dan masyarakat.
Dia juga berharap bahwa tidak akan ada lagi orang yang melanggar aturan lalu lintas di masa depan. Dengan cara ini, visi dan misi Kepolisian Nasional akan segera dibuat sehubungan dengan mengemudi yang aman.
“Ingatlah bahwa Ethle adalah bagian dari cara melanggar pengguna jalan. Karena teori berbagai insiden dalam kecelakaan sebelum pelanggaran diperlukan. Pelanggaran yang kita butuhkan untuk mengurangi,” pungkas Agus.
(Ryh/mik)