
Yakarta, CNN Indonesia –
Menteri Imigrasi dan AGA Pemasyarakatan, Andreanto, mengatakan bahwa 31 petugas imigrasi dari bandara Sokokokarno-Hatta dikeluarkan setelah kasus perampokan.
“Ada 31 orang yang telah diuji, orang baru telah kembali dari UMRA,” konfirmasi cnninnindonesia.com pada hari Senin (3/2).
Usia mengatakan bahwa hasil pemeriksaan internal diketahui jika uang itu dihasilkan dengan dalih menerima uang sebagai puncak warga Cina.
Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa larangan memberikan nasihat kepada Indonesia, pejabat Inggris dan Cina harus diidentifikasi.
“Sampai sekarang, hasil tes telah ditentukan untuk memberikan nasihat. Oleh karena itu, kami tidak menerima saran dalam 3 bahasa,” katanya.
Selain itu, mereka yang telah terbukti telah menerima nasihat dari warga Cina pada saat ini telah dihukum karena pembatasan disiplin dan degradasi, kata AGAS.
Dia menyimpulkan bahwa “sanksi disiplin dan setan”.
Di masa lalu, dilaporkan bahwa petugas imigrasi dicuri atau dieksploitasi oleh Indonesia ketika mereka tiba di Indonesia oleh Bandara Internasional Sokarno-Hatta, Senggareng, Tangerang, Banten.
Kedutaan Besar Tiongkok telah menginformasikan pencurian pemerintah Republik Indonesia, yang merupakan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Republik Indonesia (Caminipas) pada 21 Januari.
Setidaknya ada 44 kasus pencurian dari Februari 2024 hingga Januari 2025, kata kedutaan Cina. Lebih dari 60 warga Cina telah kembali ke Rp32.750.000.
fun-eastern.com melihat salinan dokumen dalam surat bahwa “daftar kasus eksploitasi antara Februari 2024 dan Januari 2025”.
Kedutaan Besar Tiongkok memperkirakan bahwa hanya kasus perampokan yang terdaftar yang akan muncul atau akan ditemukan karena masih ada banyak warga negara yang memilih untuk tidak menginformasikan eksploitasi.
“Ini hanya puncak gunung es, karena sebagian besar warga Cina diperas, tetapi mereka tidak akan mengeluh karena agenda yang ditempati atau pembalasan di masa depan,” surat kedutaan Cina.
(TFQ/UGO)