
Jakarta, CNN Indonesia –
Laporan Intelijen AS menunjukkan bahwa Cina adalah ancaman terbesar bagi tanah Kaka Sam yang telah berkembang dalam kemampuan militernya.
Komunitas Intelijen Amerika dievaluasi dalam penilaian tahunan ancaman yang diumumkan pada hari Selasa (3/24). Laporan ini memberikan deskripsi umum tentang bahaya keamanan ke Amerika Serikat dari negara atau pihak lain.
“Cina memiliki bahaya terkuat dan lebih kuat untuk keamanan nasional AS,” kata laporan itu.
Laporan itu juga menyebutkan “tekanan paksa” untuk Taiwan dan ancaman tirai bambu di negara itu, “operasi cyber yang meluas terhadap Amerika Serikat”.
Dalam beberapa tahun terakhir, Taiwan ingin menjauh dari Cina. Namun, pemerintah berbasis Beijing mengatakan bahwa mereka akan menggunakan semua cara ke pulau itu.
Cina sering marah dengan dukungan dari negara lain, termasuk Taiwan, termasuk pandangan AS dan tanda -tanda Taiwan.
Namun, laporan intelijen menyatakan bahwa Cina “berhati -hati” terlihat lebih agresif dan menjengkelkan daripada Rusia, Iran dan Korea Utara.
Laporan itu juga menyatakan bahwa Cina “akan terus memperluas aktivitas efek buruk seperti paksa dan destruktif” untuk melemahkan internal Amerika Serikat dan global.
Pemerintah Cina akan mencoba untuk melawan apa yang telah mereka lihat sebagai Partai Komunis Tiongkok, “Kampanye Amerika untuk menghancurkan hubungan dunia Beijing.”
Selain Cina, evaluasi menganalisis ancaman Rusia, Korea Utara, Iran.
Mereka termasuk penjahat transisi negara -negara yang tidak terdiri dari cartell narkoba Meksiko dan kelompok ekstremis Islam yang menyebabkan risiko keselamatan AS.
Menurut laporan itu, direktur nasional Amerika Serikat, Tulsi Gabard, mengatakan bahwa China adalah pesaing strategis yang paling kompeten.
“Pasukan Cina telah menggabungkan keterampilan canggih dengan senjata canggih, pesawat tersembunyi, kapal selam canggih, properti cyber yang kuat dan skala besar,” kata Gabard pada pertemuan Senat pada hari Selasa (25/3).
Cina dan Amerika Serikat bersaing dalam segala hal dan memperjuangkan pengaruh. Dalam beberapa tahun terakhir, kemampuan militer telah berkembang di negara itu di bawah kepemimpinan Xi Jinping. (ISA/RDS)