
Jakarta, CNN Indonesia –
Mantan Kepala Presiden Presiden Mootroko menanggapi operasi Thug di pembangunan gedung pabrik BYD di Subang, Jawa Barat. Itu juga mendesak semua kelompok yang akan mengambil tindakan berbahaya harus langsung ditekan.
“Saya mendukung apa yang dilakukan Gubernur Jawa Barat dan segala sesuatu yang macet,” kata Moldogo Jakarta pada hari Selasa (4/22).
Menurutnya, masyarakat harus membantu menciptakan situasi optimal dari mereka yang ingin membuka pekerjaan.
“Kami membutuhkan kesempatan untuk bekerja. Orang -orang datang untuk menawarkan kesempatan untuk mengganggu orang lain,” katanya.
Iklim investasi rumah membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat. Terburu -buru tidak dapat dipisahkan dari situasi ekonomi saat ini.
“Banding di tengah iklim bisnis dunia bisnis, maka orang -orang Indonesia dapat menciptakan iklim investasi yang baik. Jangan biarkan pengangguran daripada sebuah partai,” katanya.
Laporan kejahatan di pabrik BYD dimulai dengan wakil presiden MPR Edi Sobarno. Eddie tidak menyebutkan nama organisasi massa yang bersangkutan, tetapi para pelaku dikatakan telah melakukan hal -hal yang berbahaya bagi masyarakat.
Eddie meminta pemerintah untuk mengambil langkah tegas terhadap para pelakunya untuk penjahat.
“Ada masalah dengan gangster dan organisasi massa yang mengganggu pembangunan fasilitas produksi.
Menurut EDI, struktur massa tidak dapat dianggap sepele. Dalam kasus insiden itu, tidak mungkin untuk merusak lingkungan investasi negara itu, katanya.
Secara terpisah, perusahaan dengan menanggapi masalah organisasi massa dan menjamin bahwa pembangunan pabrik di negara itu terus beroperasi sesuai rencana.
“Sampai sekarang, seluruh proses pabrik mengambil lebih baik,” kata Luther de Panchadan, Presiden Pemasaran BR dan Hubungan Pemerintah dengan Pit Motor Indonesia.
Luther mengatakan bahwa BYD berfokus pada investasi dalam format pabrik di Indonesia. Perusahaan juga berusaha mempercepat konstruksi pabrik.
“Kami fokus menyelesaikan proses pengembangan sesuai dengan kewajiban pemerintah,” kata Luther.
(Ryh/to/to/mik)