
Jakarta, CNN Indonesia –
Bentuk toilet benar -benar bervariasi, beberapa berada dan beberapa menempati. Tetapi pada kenyataannya, siapa yang lebih sehat, menempati atau duduk?
Deferential (BAB) adalah aktivitas biologis yang sering dianggap tidak signifikan, seolah -olah itu tidak membutuhkan lebih banyak perhatian selama kelembutan. Bahkan, saat kita buang air besar, termasuk posisi tubuh ketika kita melakukannya, itu dapat memengaruhi kesehatan jangka panjang, terutama sistem pencernaan.
Dua posisi umum yang menggunakan posisi komunitas dunia, yang umumnya ditemukan di toilet modern, dan squat, yang masih banyak digunakan di negara -negara Asia, termasuk Indonesia.
Pertanyaannya adalah: Apakah ada perbedaan kesehatan antara kedua posisi ini?
Rupanya, meluncurkan berbagai sumber, beberapa studi medis dan pengalaman menunjukkan bahwa posisi yang luar biasa ketika cacat lebih dekat dengan mekanisme alami tubuh manusia. Perkembangan manusia sejak zaman kuno menunjukkan bahwa pekerjaan adalah cara alami tubuh untuk membebaskan tinja.
Dalam konteks ini, perbedaan posisi tidak hanya masalah kenyamanan atau budaya, tetapi juga mengacu pada efisiensi dan potensi risiko kesehatan jangka panjang, seperti sembelit, wasir, gangguan pada area langsung. Mengapa Anda harus mengambil?
Posisi Squat menciptakan sudut sekitar 35 derajat antara utama dan anus, yang membuat jalur biaya ragi lebih langsung dan terbuka. Ini memungkinkan gerakan usus untuk menjadi tidak lebih cepat, Anda tidak perlu terlalu banyak mendorong dan membantu mengosongkan usus dengan lebih sempurna.
Beberapa keuntungan dari posisi yang ditempati selama bab:
Kurangi tekanan lambung, sehingga menghindari peningkatan tekanan darah atau ketegangan otot perut yang berlebihan.
Hindari sembelit dan wasir, karena peregangan terlalu sulit (sering terjadi ketika cacat pada posisi duduk) adalah faktor utama yang menyebabkan kondisi tersebut.
• Mengoptimalkan relaksasi otot kemaluan, otot -otot yang menjaga rektum tetap tertutup. Dalam posisi yang luar biasa, otot ini lebih santai, sehingga proses bab menjadi lebih mudah. Bagaimana dengan toilet yang duduk?
Meskipun sesi toilet menawarkan kenyamanan, terutama untuk orang tua atau mereka yang memiliki gerakan terbatas, dalam hal posisi fisiologis dan duduk, pada kenyataannya, itu menyebabkan rektum. Akibatnya, biaya ragi membutuhkan energi yang lebih besar dan lebih lama.
Semua hal ini dapat meningkatkan risiko sembelit, peradangan dan bahkan wasir pada beberapa orang. Tapi itu tidak berarti bahwa toilet itu salah.
Bagi mereka yang terbiasa menggunakan toilet duduk, ada solusi sederhana yang dapat diterapkan: gunakan bank kecil di bawah kaki yang duduk di toilet. Posisi kaki yang sedikit tinggi dapat membantu tubuh meniru sudut posisi mata, sehingga manfaatnya masih bisa terasa. Mana yang harus dipilih?
Secara umum, jika tidak ada keterbatasan fisik, posisi menempati lebih dianjurkan dari sudut pandang kesehatan pencernaan. Namun, keputusan terus bergantung pada kondisi individu dan kenyamanan masing -masing. Yang paling penting adalah mengamankan bab rutin, tanpa masalah dan tidak menyebabkan rasa sakit atau stres yang berlebihan.
(TIS/TIS)