
Jakarta, CNN Indonesia –
Kepala anggota Wilayah Bimstec setuju untuk menyiapkan langkah untuk memerangi pajak timbal balik dari Presiden AS Donald Trump ketika ia bertemu di Thailand, Jumat (4 April).
Bimstec adalah singkatan dari Bay Bay Initiative of Bay Bay untuk kerjasama ekonomi dan rekayasa multidisiplin. Organisasi ini termasuk India, Thailand, Myanmar, Bangladesh, Nepal, Bhutan dan Sri Lanka.
Para peserta pertemuan itu adalah Perdana Menteri India Narendra Modi, pemimpin sementara Bangladeshad Yunus, Perdana Menteri Sri Lanka Harini Amarasuriya, KP Sharma Oli dari Nepal, Tshering Tobgay dari Bhutan dan Min Aung Hlaing dari Myanmar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Nikorndej Balankura mengatakan para pemimpin menekankan bahwa mereka perlu bekerja sama dengan peningkatan ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
Namun, mereka tidak mengungkapkan lebih banyak detail yang telah disiapkan untuk menanggapi pajak timbal balik Trump.
Selama pertemuan, para pemimpin negara meloloskan visi Bangkok 2030, menganalisis tujuan jangka panjang kerjasama ekonomi dan keamanan.
Perdana Menteri Thailand Paetongarn Sinawatra mengatakan dokumen ini akan bertindak sebagai rencana terperinci untuk kerja sama di masa depan antara anggota, sebagaimana dikutip oleh Bangkok Post.
Selain itu, anggota BIMSTEC menandatangani enam perjanjian, termasuk kerja sama pengiriman untuk meningkatkan hubungan antara Asia Selatan dan Asia Tenggara dan pencegahan bencana.
Negara -negara anggota BIMSTEC juga mencari perjanjian perdagangan bebas.
Pertemuan puncak ini telah menjadi kesempatan langka bagi Jenderal Min Aung Hlaing, orang dari pemerintahan hukum pada tahun 2021. Sejak itu, ia telah bertarung dengan kelompok -kelompok pemberontak untuk mempertahankan kendali dan kekuasaannya.
Trump telah menetapkan tingkat timbal balik untuk 180 negara pada hari Rabu (2 April). Bangladesh dikenakan pajak 37 %, Thailand 36 %, Myanmar 44 %, Nepal 10 %, India 26 %, Sri Lanka 44 %. (OLIA/DNA)