
Jakarta, cnn indonesia-
Pevoli dari Megawati Hangestri Prediwi mengatakan dia telah bermain percikan merah dengan sukses di Liga Bola Voli Korea sebelum doa ayahnya meninggal.
“Aku hanya mencoba mencoba sebelum dia meninggal. Ya, aku mencoba. Aku akhirnya berdoa sebelum ayahku meninggal. Pesan terakhir adalah pesan terakhir,” kenangnya dan ingin menangis di KBS YouTube.
Megawati berkata: “Kami akan dapat bertanya kepada ayah kami sebelum ayah meninggal.
Megawati kini telah memutuskan untuk tidak memperbarui kontraknya dengan klub bola voli Korea, Red Sparks Defense selama dua musim.
Megatron, julukan Megawati, telah mengungkapkan mengapa Red Sparks tidak terus berkontraksi karena dia ingin dekat dengan ibu Indonesia.
“Saya jauh dari orang tua saya di Indonesia dan orang tua saya tinggal satu orang,” kata Megawati.
Setelah memperkuat Neistana Merah selama dua tahun, kepergian Megawati meninggalkan kesedihan yang dalam dari atlet, penggemar dan pelatih.
Pelatih Sparks Merah Ko Hee Jin tidak bisa meneteskan air mata ketika dia harus merobek dirinya dengan Megawati.
Ini muncul ketika Ko Hee Jin mengendarai andalan pemain ke bandara untuk kembali ke Indonesia pada hari Kamis (10/4).
Selama dua tahun dengan percikan merah, Megawati telah menunjukkan tampilan yang sukses dan telah meninggalkan warisan khusus.
Pada tahun pertama, Megawati Red Spark berhasil memenangkan tempat ketiga di Liga Bola Voli Korea dan berkompetisi di tingkat atas.
Selama musim ini, Megawati mengembalikan Red Spark dan menjadi pelari bola voli Korea dan berkompetisi kembali ke pemain top. Bahkan kehadiran Megawati diakui sebagai popularitas percikan merah dan kemudi bola voli Korea.
(RHR)