
Jakarta, CNN Indonesia –
Badan Statistik Sentral (BPS) mengatakan bahwa RI Jepang, Korea Selatan, Cina, Belanda dapat menargetkan produk tekstil dan tekstil (TPT) dan sepatu di tengah suku bunga tetap oleh Amerika Serikat (Amerika Serikat).
Kepala BPS Amalia Adangggar Wadia Santi mengatakan bahwa Amerika Serikat benar -benar merupakan pasar ekspor untuk tekstil dan sepatu dari Republik Indonesia. Namun, pasar dan negara -negara lain dari Jepang, Korea Selatan, Cina, Belanda dan negara -negara lain tidak kalah pentingnya.
“Negara -negara lain selain Amerika Serikat, yang merupakan pasar untuk produk tekstil dan produk tekstil, adalah Jepang, Korea Selatan dan Cina. Untuk produk sepatu, untuk Amerika Serikat, tentu saja, negara -negara terbesar adalah Belanda, Belgia dan Tingkok,” kata Amalia, Senin (21/4).
BPS mencatat harga ekspor pakaian dan aksesori (dibuat) di Amerika Serikat selama Januari 38,62 ribu (63,04 %). Selanjutnya, setelah Jepang 3,30.000 ton (5,41 %) dan Korea Selatan adalah 3,12 ribu ton (5,14 %).
Namun, untuk ekspor pakaian dan aksesori (tidak dibuat), Amerika Serikat mendominasi 17,70 ribu ton (42,96 %). Selanjutnya, Jepang memiliki 4,28 ribu ton (10,39 %) dan Korea Selatan adalah 2,89 ribu ton (7 %).
Mayoritas ekspor kaki ke Amerika Serikat adalah 33,27 ribu ton (34,16 %). Selain itu, hingga 8,18 ribu ton (8,4 %) dari Belanda, Belgia adalah 6,95.000 ton (7,14 %), Jepang adalah 5,75.000 ton (5,9 %) dan Cina adalah 5,47.000 ton (5,61 %).
Presiden AS Donald Trump menghadapi kebijakan untuk menentukan 32 % harga timbal balik Indonesia. Delegasi Indonesia, yang dipimpin oleh Menteri Ekonomi Ekonomi, bertemu dengan Sekretaris Perdagangan AS Howard Lux.
Negosiasi terjadi ketika Trump menunda implementasi tarif timbal balik dari 9 April 2025 hingga 90 hari.
Salah satu poin negosiasi yang ditawarkan oleh RI adalah upaya untuk menyeimbangkan saldo perdagangan AS. Ini diambil melalui impor energi, termasuk minyak mentah, LPG dan bensin serta impor tambahan produk pertanian, termasuk kedelai gandum.
Di sisi lain, Airlanga menekankan bahwa Indonesia bertekad untuk bekerja sama di bidang utama mineral. Indonesia juga telah berjanji untuk menyelesaikan masalah hambatan yang tidak terkait (TNT), yang dikeluhkan oleh pengusaha AS.
Sebagai Menteri Perdagangan Liberal, Menteri Perdagangan telah menyetujui rencana negosiasi, yang akan selesai dalam 60 hari ke depan. Faktanya, pasukan Trump menyarankan Air Linga untuk segera mengatur percakapan teknis.
Kemudian, delegasi Indonesia terus berbicara dengan tim Kementerian Perdagangan (DOC), Kementerian Perdagangan dan Perdagangan Amerika Serikat (USTR) atau tim Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat.
(FBY / SFR)