
Jakarta, CNN Indonesia –
Ratusan penduduk yang tidak dikenal di Jalur Gaza meluncurkan demonstrasi, menolak resistensi Hamas di daerah tersebut.
Sungai itu disebut “Hamas” dan bersikeras bahwa perang berakhir segera, dan dikutip dari AFP.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, serangan pasukan Israel terhadap daerah -daerah Zionis yang diduduki mencatat jawabannya, dan invasi dari Israel ke Jalur Gaza belum selesai.
Bagian utara Gaza adalah kasus terburuk ketika Israel membom Israel dengan cara yang buta. Hampir semua bangunan dihancurkan oleh serangan bom Israel, dan sebagian besar populasi Gaza melarikan diri beberapa kali untuk mencegah kekejaman pasukan Israel.
Sebanyak 50.000 orang Israel terbunuh oleh serangan udara militer IDF.
Demonstrasi memiliki virus di media sosial, seperti Telegram X.
Tidak jelas bahwa publik yang memprotes di Gaza menolak Hamas.
“Saya tidak tahu partai mana yang mengorganisir protes,” kata salah satu warga kepada pengunjuk rasa Mohammed kepada AFP.
Tapi Mohamed tidak menyebutkan protes dan menolak Hamas.
Mohammed berkata: “Saya berpartisipasi (membuktikan) untuk memposting pesan atas nama rakyat.
Sementara itu, salah satu pedemo mengatakan bahwa nama samaran Majdi Majdi menggunakannya untuk bosan dengan perang di Gaza.
“Solusinya adalah apakah Hamas telah melepaskan kekuatan Gaza. Mengapa Hamas tidak mengerahkan kekuatan untuk melindungi orang?” Kata Majdi. (BAC)