
Iaarta, CNN Indonesia –
Malu pada Mojonentome Java, Elyas Yasak Alis Pakde (50) telah diperkosa delapan dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satunya adalah anak sekolah dasar selama 13 tahun. Pelanggaran terjadi berulang kali sampai orang tua korban diketahui.
Dikutip dari Detikjati, pelanggaran faktur diinformasikan pada 16 April 2025. Elyas ditangkap pada malam hari. Pada waktu itu, orang jahat berbicara tentang TB (32) ayah korban.
“Malam itu malam itu ditangkap. Situasi orang jahat ditangkap, tersangka mengatakan enam di kantor puncak polisi Jalanhahua, Kamis (24/4).
Eloys melanjutkan di Pusat Polisi Khusus. Panggilan cabul ini dibayar untuk 81 (1) dan (1) dan (2) jus dan skor 52 paragraf (1) GI Land 34 2004 Jumlah Jumlah Perlindungan Anak.
Menurut TB, Elyas mencegah pacarnya sejak tahun 2024. Pada waktu itu, putrinya masih di sekolah top 5. Wol melakukan aksi indah di kamarnya sekitar 3 kali.
Acara terakhir pada hari Kamis (10/4) sekitar 19:30 WIB. Casa melakukan kejahatan dan para korban yang mereka hadapi.
“Adopsi putra saya lebih dari 10 kali keluar dari Eljas. Waktu sedang terjadi, selalu berlangsung setelah doa doa malam,” katanya.
TB menjelaskan bahwa setiap hari adalah pengoperasian ESTA. Awal pekerja pertanian.
Selain itu, ia dikenal sebagai orang bijak atau dukun. Para Elanas juga memiliki teman di daerah desa setempat.
“Anda bisa disebut Flaan karena banyak yang baik dan meminta doa untuknya,” kata TB.
TB menambahkan bahwa korban Elyas datang ke delapan orang. Mereka semua adalah penduduk desa bersamanya di sebuah desa kambing bawah, Mojocherto.
Dalam masalah itu, lima korban menderita kusut ketika mereka masih anak -anak beberapa tahun yang lalu. Karena, sekarang sudah menikah dan dibesarkan.
“Mereka keluar dari kentang goreng ketika mereka masih remaja, tetapi mereka tidak membuka mulut,” kata TB.
Beberapa dari dua korban dituduh melakukan era. Hari ini, dua wanita datang ke Elyas Alisaas, ketika mereka memiliki masalah keuangan, rumah dan kesehatan.
“Perjalanan itu atau sesuatu yang tidak saya ketahui. Namun, para korban takut memberi komentar karena mereka yang setia dihormati di desa,” katanya.
Pelajari lebih lanjut di sini.
(detik / tsa)