
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Yassierli membantah pernyataan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yang mengatakan jumlah karyawan terkena pada akhir pekerjaan (PHK) pada awal 2025 mencapai 40.000 orang.
Dia menekankan bahwa angka -angka yang dimiliki oleh pemerintah masih jauh di bawah persyaratan.
“Belum begitu besar. Jadi jumlah kami adalah puluhan ribu,” kata Yassierli, Selasa (3/25) dikutip dari Detikfinance.
Yassierli belum mengindikasikan apakah PHK dari versi Kemnaker berisi kasus -kasus di Pt Sri Rejeki Isman TBK (Sritex). Namun, ia memastikan bahwa sekitar 10 ribu mantan karyawan Sritex akan segera dipekerjakan setelah Idulfitri.
“Sritex sebenarnya bahwa kondisinya akan digunakan lagi, ya, sekitar 10 ribu,” katanya.
Ketua Divisi Tenaga Kerja Apindo Bob Azam melaporkan awal Januari hingga Februari 2025, tidak kurang dari 40 ribu karyawan yang dipukul oleh penembakan, dengan daerah -daerah yang terkena dampak terbesar di Jakarta, Jawa Barat dan Tangang.
Tahun lalu, jumlah PHK akan mencapai 250 ribu orang. Dikatakan bahwa data ini berasal dari pekerja BPJ, yang mencatat pembayaran usia asuransi usia (JHT) dan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP).
Bob juga memperingatkan bahwa jumlah PHK dapat terus tumbuh, terutama di sektor angkatan kerja yang rentan terhadap kondisi ekonomi. Dia segera meminta pemerintah untuk mengambil langkah -langkah spesifik untuk mengatasi masalah ini sebelum tersebar luas.
Bob memperkirakan bahwa jumlah pemecatan tidak dimasukkan oleh karyawan Sritex yang memecat puluhan ribu karyawan pada awal Maret, efek penutupan pabrik.
Mengenai penghentian hingga Februari 2025, sektor angkatan kerja sebenarnya rentan. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat jika pemerintah tidak menemukan ‘obat’ yang efektif dalam menyelesaikan ini.
“Ya, sektor ini masih Buruh. Inilah sebabnya mengapa pemerintah harus dapat melakukan kebijakan yang tepat,” katanya ketika ia berbunyi cepat dengan media di Greyhound Gatot Subroto, Rabu (3/19).
(Bagian/AGT)