
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan lima perjanjian utama yang diungkapkan oleh Indonesia dan Amerika Serikat (AS) untuk mencoba menanggapi kebijakan timbal balik atau timbal balik Presiden Donald Trump.
Langkah ini diambil untuk mengurangi efek utara –
“Pemerintah (Indonesia) telah menemukan proses, proses komunikasi dan negosiasi dengan pemerintah AS untuk menanggapi kebijakan ongkos bersama yang diperkenalkan oleh Amerika Serikat dan negara -negara lain di seluruh dunia,” kata Sri Mulyani pada konferensi pers (KSSK).
Pertama, Indonesia menetapkan impor untuk berbagai produk selektif atau selektif di Amerika Serikat.
Kedua, pemerintah telah sepakat untuk meningkatkan kepentingan dari Amerika Serikat, terutama untuk produk dasar yang tidak terjadi di negara ini. Produk yang dimaksud termasuk minyak dan gas (minyak dan gas), mesin dan peralatan teknologi, dan produk pertanian.
Ketiga, Indonesia akan menerapkan reformasi di bidang perpajakan dan kebiasaan.
Langkah -langkah keempat, tidak dikeluarkan juga diambil. Penekanannya termasuk Politik Komponen Nasional (TKDN), saham impor, deregulasi dan pertimbangan teknis (PEG), yang berpartisipasi dalam berbagai kementerian dan lembaga.
Di tempat kelima, Indonesia membuat jawaban atas manajemen banjir dengan cara yang cepat dan sensitif.
“Ada banyak kebijakan dan reformasi untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas kebijakan ekonomi makro dan, tentu saja, keberlanjutan anggaran negara,” kata Sri Mulyani.
Selain upaya untuk membatalkan proporsi Amerika Serikat, pemerintah Indonesia secara agresif memperluas pasar ekspor produk nasional yang lebih tinggi.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa Indonesia mengarah ke ASEAN ditambah tiga wilayah (Cina, Jepang dan Korea Selatan) dan Blok BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina dan Selatan) dan wilayah Eropa sebagai tujuan ekspor baru.
(Dari/sfr)