
Jakarta, CNN Indonesia –
Megawati Hangestra Purtywi bangga, meskipun Sparks Merah tidak dapat meningkatkan trofi Liga Bola Voli Korea.
Percakan merah yang hilang oleh laba -laba merah muda di final. Tim Xi Gin kalah dengan skor halus 2-3 setelah melakukan semua kemampuannya.
Percakan merah bertempur melawan laba -laba merah muda yang lebih disukai oleh sang juara. Masalah cedera pada para pemain yang bergiliran memukul mereka tidak mengganggu tekad Megawati dan teman -temannya untuk memperjuangkan gelar tersebut.
Selain tim kolektif yang baik, Megawati menunjukkan percikannya di final. Mega, julukannya, bersaksi bahwa tim dapat menjadi karakter yang diistir oleh tim dengan tindakan yang ditunjukkan di lapangan bermain.
Megawati mencatat total 153 poin dari lima pertandingan di final Liga Bola Voli Korea. Kries menetapkannya sebagai hasil terbaik di final.
Pemain yang lahir di Jember, Java Timur mengalahkan bintang laba -laba merah muda Kim John Cook, yang mengemas 133 poin. Sementara kawan Megavati Vanya Bukilil hanya menghasilkan 117 poin.
Rekaman itu juga membuat megawatt. Dengan tambahan 117 poin, total 1020 poin dicatat dari pevol singular 25 tahun dengan percikan merah.
Percikan megawatt jelas sangat luar biasa. Selain itu, Megawati bermain di Red Sparks dengan label pemain asing dari Asia Selatan.
Megawati menunjukkan bahwa pemain Asia Tenggara dapat bersaing dengan pemain asing lainnya dari daerah Asia dan bahkan Eropa. Ini adalah bukti yang menyebabkan semua pecinta bola voli Indonesia bangga.
(JAL/NVA)