
Jakarta, CNN Indonesia –
BPBD Barito Utara di Kalimantan Tengah mengatakan bahwa 43 desa dari sembilan subkelompok dari sembilan subkelompok dibanjiri minggu lalu, dengan ketinggian air mulai dari 15 cm hingga dua meter karena meluap dari Sungai Barita.
“Sebagian besar daerah yang terkena dampak terletak di Barito Basin (DAS). Kami fokus pada tim untuk membantu penduduk membantu dan mempersiapkan tindakan termasuk alokasi darurat,” kata kepala departemen darurat dan logistik darurat di BPBD di Barito Utara.
Menurutnya, para korban termasuk Lehei Barat, Lahei, Teweh Tengah, Teweh Baru, Teweh Selatan, Montallat, Puei, Teweh Timur dan Wilayah Timang.
Pada titik ini, staf BPBD akan terus memantau kondisi banjir luar ruangan dengan cermat, katanya.
“Sejauh ini, belum ada laporan korban, tetapi BPBD telah mencatat ribuan korban, dan banyak peralatan publik seperti sekolah, layanan dan bangunan pemerintah telah tenggelam di dalam air,” kata Rizali.
Dia menjelaskan bahwa sub-kriteria yang terkena dampak ada di Silahyi. Ada 11 desa, 2.675 rumah tangga atau 7.626 orang, dan jumlah bangunan adalah 1.985 unit, dan lembaga publik mempengaruhi empat unit, 15 unit, 13 unit, pendidikan, dan empat bangunan pemerintah.
Lahei memiliki 13 desa, dipengaruhi oleh 3.756 rumah tangga atau 9.801 orang, dan jumlah bangunan adalah 922 unit, lembaga publik seperti lima unit, tempat ibadah, 10 unit, 11 unit, 11 pendidikan dan pendidikan, 18 bangunan pemerintah, serta 4 unit dan 4 unit dan pelatihan.
Kemudian, di tengah -tengah daerah Teweh ada dua desa, Lanjas, Melayu dan Lemo I dan desa Lemo II, yang mempengaruhi 3.801 peternakan atau 13.637 orang, 2.267 bangunan yang terkena dampak, dua regu kesehatan, dua regu kesehatan, dua unit, pemerintah, pemerintah, bangunan pemerintah, pasukan pelayan dan pasukan rambut.
Penatua Teweh Baru, tujuh desa, 1.951 keluarga atau 7.250 orang, 1.595 unit dan kantor publik seperti dua unit, 21 rumah ibadah, 18 unit pendidikan, bangunan pemerintah dan tiga jalan serta tiga jalan dan jembatan.
Subkelompok selatan memiliki 1.138 rumah tangga atau 3.402 orang yang terkena dampak banjir di empat desa, dengan banyak di antaranya dipengaruhi oleh 110 unit. Tidak ada data untuk memungkinkan lembaga publik memasuki BPBD lokal.
Meskipun subdivisi Montalat memiliki 10 desa/Keluhan, dipengaruhi oleh 3.677 rumah tangga, atau 11.638 orang memiliki MLAH 2 137 unit bangunan yang terkena dampak, 11 unit fasilitas perawatan kesehatan, 36 unit, 30 unit, 30 unit, 30 set pendidikan, 13 bangunan pemerintah dan 17 unit jalan dan 17 unit jalan dan 17 unit.
Ada 7 desa yang terkena dampak di daerah Teweh Timur, dengan total 957 rumah tangga atau 1.684 orang dan daerah Gunung Timang. Ada 4 desa yang terkena dampak 338 keluarga dan 980 orang. Meskipun tidak ada informasi tentang lembaga publik.
“Kami meminta publik untuk menjelaskan potensi pelepasan air, terutama di tempat -tempat di mana masih hujan.” (FRA/ANTAR/FRA)