
Jakarta, CNN Indonesia –
Ayam sering menjadi pahlawan di meja makan. Dari kentang goreng renyah hingga ayam panggang sehat, sulit untuk memasukkan ayam ke dalam menu harian.
Ayam juga dianggap sehat daripada daging merah dan biaya, yang juga lebih murah dan mudah diobati.
Tapi, tampaknya, di belakang yang lezat, murah dan mudah dalam proses ini adalah bahaya tersembunyi dari ayam yang bisa hampir setiap hari yang Anda makan.
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam nutrisi sebenarnya menemukan sesuatu yang mengejutkan. Studi ini menunjukkan bahwa konsumsi daging ayam pada lebih dari 300 gram per minggu dapat meningkatkan risiko kematian, terutama karena kanker saluran pencernaan.
Para peneliti mengamati lebih dari 4.000 peserta selama hampir dua dekade. Mereka menganalisis model makanan, kesehatan umum, dalam sejarah peserta kematian.
Hasilnya? Orang yang makan ayam memiliki risiko lebih besar dari 27 persen lebih tinggi daripada orang yang makan ayam kurang dari 100 gram per minggu.
Bahkan, untuk pria, jumlah ini dapat melewati lebih dari dua kali lipat jika konsumsi melebihi 300 gram per minggu.
Sebelum menghapus kebisingan dari daftar belanja, penting untuk melihat konteksnya. Studi ini menemukan korelasi antara asupan ayam dan risiko kanker, tetapi tidak dapat mengakhiri hubungan sebab akibat dengan kepastian.
Luncurkan makanan, ada banyak faktor yang tidak memeriksa lebih dalam, seperti jika ayam digoreng atau dibakar, apakah itu dibakar dalam bentuk lezat, seperti krom atau sosis ayam, dengan cara hidup secara umum. Misalnya, orang yang makan banyak ayam paling sering bisa makan makanan cepat saji atau kekurangan olahraga.
Selain itu, cara memasaknya terpengaruh. Daging yang dimasak terlalu dipanggang atau dibakar sampai terbakar dapat menghasilkan senyawa berbahaya yang terkait dengan kanker. Jadi tidak hanya jenis makanan, tetapi juga cara kerjanya di dalamnya, yang membutuhkan perhatian.
Pencarian ini tidak berarti bahwa kita harus menghindari anak ayam sepenuhnya. Yang paling penting adalah mengendalikan porsi dan tidak bergantung pada satu jenis protein. Ini bervariasi sumber protein dengan ikan, tahu, kusut, telur dan kacang -kacangan.
Juga, pertimbangkan cara memasak yang dimasak sehat, seperti uap, mendidih atau memanggang tanpa membakar terlalu banyak. Dan, tentu saja, batasi konsumsi ayam olahan, yang kaya akan lemak jenuh, garam dan aditif.
(TIS/TIS)