
Jakarta, CNN Indonesia –
Dewan Asuransi Indonesia (DAI) mengungkapkan bahwa tingkat asuransi di Indonesia hanya mencapai 12 hingga 13 persen. Tingkat Literasi Asuransi Warga mencapai 44 %.
“Ini menunjukkan bahwa ada orang yang memahami asuransi tetapi tidak membeli asuransi,” kata Bailey Bhayangkara, Bailey Bhayangkara. Hanya setengah dari orang yang mengerti. “
Namun, Yulius mengatakan kondisinya tidak dapat digunakan sebagai nilai referensi. Karena melek asuransi hanya memperhitungkan orang yang secara sadar membeli asuransi.
Faktanya, banyak orang tidak menanggapi ketika mereka bertanya apakah Anda membeli asuransi, tetapi sebenarnya mereka memiliki BPJ.
Faktanya, Yulius mengatakan hampir 98 persen populasi Indonesia memiliki BPJ.
“Jadi, ketika datang ke BPJ, mereka memiliki banyak orang Indonesia,” katanya.
Yulius mengatakan biasanya ada tiga alasan mengapa orang dapat membeli asuransi. Pertama, karena aturan yang berlaku seperti keanggotaan BPJS. Kedua, karena persyaratan kontrak seperti pembelian mobil diperlukan untuk memiliki asuransi.
“Yang ketiga adalah karena manajemen risiko harus melindungi masa lalu,” katanya.
Kantor Jasa Keuangan (OJK) mendaftarkan aset industri asuransi pada Januari 2025, menjadi RP1146,47 triliun, yaitu 2,14 % (YOY) dari posisi yang sama tahun lalu, yaitu 1,122,43 RP RP.122.43.
Dalam hal asuransi komersial, total aset telah mencapai 925,91 triliun rp, yaitu 2,53 %. Kinerja asuransi komersial dalam bentuk pendapatan premium pada Januari 2025 mencapai 34,76 triliun rp atau 4,10 persen (YoY).
(FBY/SFR)