
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Mikro, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman membantah laporan banyak perusahaan di Indonesia, yang mengakhiri hubungan kerja (PHK).
Pernyataan itu ditransfer ketika diminta keadaan UMKM di tengah gelombang pelepasan. Sebelum menjawab pertanyaan ini, ia malah meminta wartawan untuk tidak menggunakan frasa “banyak rilis”.
“Saya bingung, belum lagi jumlah rilis. Ngomong-ngomong, ada 1-2 perusahaan yang memiliki rilis viral. Berbeda, jumlah rilis dengan 1-2-3 perusahaan, tetapi viral, begitu banyak,” kata Maman ketika mereka bertemu di Kementerian Kantor UMKM, Jakarta, Selasa (15/4).
Maman mengatakan ada juga banyak perusahaan yang baru dibangun. Perusahaan, katanya, menyerap pekerja Indonesia, termasuk mereka yang terkena dampak pemecatan.
“Banyak perusahaan lain dalam produksi industri juga telah membangun, juga menyerap pekerjaan, sementara tidak viral, jadi akhirnya ada banyak PHK,” katanya.
Maman mengatakan negara bagian UMKM di Indonesia itu baik. Dia mengatakan bahwa jumlah UMKM relatif stabil, tetapi tidak menyebutkan rinciannya.
Dia mengatakan bahwa tahun ini pemerintah fokus pada pertumbuhan penerima untuk mencapai 2,3 juta UKM. Sekitar 1,1 juta UMKM termasuk hibah atau kelas.
Sebelumnya, Indonesia telah dipaksa dalam gelombang pemecatan sejak awal 2025.
Masalah kelulusan menjadi reflektor Presiden Prabowo Subianto. Dia menciptakan sekelompok akhir untuk mengatasinya.
“Kami membahas apa yang dipimpin oleh presiden oleh kelompok kerja pertama tentang peluang pemecatan dan pekerjaan. Kami akan matang,” kata Airlangga pada konferensi pers di kantor ekonomi Kemenko di Jakarta pada hari Senin (4/14).
(DHF/PT)