
Yogyakarta, CNN Indonesia –
Polisi mengulangi massa Aliansi Jogja, yang disebut referensi untuk amandemen undang -undang TNI, setelah berjam -jam mereka mengambil tindakan di kantor DPRD DIY pagi hari, Kota Yogyakarta, Jumat (3/21) di pagi hari.
Publik akhirnya meninggalkan kantor DPRD DIY sekitar 00.30 WIB, yang melakukan pulp gratis di sekitar pukul 11.00 WIB sejak Kamis (3/20).
Sebelum membubarkan, polisi mewakili Kepala Polisi Yogyakarta, Komisaris Polisi Aditya Surya Dharma dan perwakilan massal, berinteraksi selama beberapa menit sekitar 23:00 WIB.
Selama pembicaraan, lusinan anggota berkumpul menggulung area di kantor DPRD DIY. Sementara massa aksi digabungkan untuk membuat barikade.
Awalnya, polisi meminta para peserta tindakan untuk bubar, tetapi massa koalisi menolak dan bersikeras bertahan hidup untuk melanjutkan penolakan terhadap amandemen hukum TNI. Publik menjamin bahwa mereka mengambil tindakan damai.
“Mengapa polisi menggunakan senjata, taruh baterai. Kami mengambil tindakan damai di sini, lelah, kopi, mari kita hanya kopi,” teriak salah satu peserta ke arah kerumunan.
Publik juga secara singkat membuat lirik lagu ‘Pay pe pe pe’ yang dimiliki oleh band.
Situasinya agak ketat ketika tiba -tiba listrik atau lampu kantor DPRD DIY mati. Sebelumnya, botol air mineral terlihat beberapa kali.
“Perintah, tujuan! Perintah, tujuan,” teriak peserta aksi yang mengundang publik untuk diundang.
Melalui percakapan itu, polisi sepakat untuk memberikan banyak tindakan selama satu jam selama satu jam. Para anggota Sabhar diminta untuk mundur dan duduk dan meletakkan perisai mereka.
Negosiasi terjadi beberapa kali untuk memasuki 00.14 WIB pada hari Jumat (3/21). Polisi akhirnya memberikan peringatan menggunakan pengeras suara sehingga publik segera meninggalkan tempat itu ketika waktu yang disepakati selesai.
“Ayo, adik laki -laki -in -Law, waktunya berakhir. Silakan pulang, kami akan membawa Anda ke sepeda motor Anda,” kata petugas itu menggunakan pengeras suara.
Namun, massa itu selamat. Dia dengan keras menyanyikan lagu ‘Forward Underan’, ‘Garuda Panchsila’, dan membaca Sila-Sila Panchsila.
Polisi kemudian mengumpulkan tentara dan kendaraan Rentis Brimob. Selain itu, unit meriam air atau mobil meriam air.
Para prajurit bimobe diajukan untuk meneruskan massa aksi. Sejumlah air mineral dan batu terbang. Kembang api meledak beberapa kali. Meriam air dihilangkan dengan aksi meriam air dan sekali pada massa aksi.
Publik cepat ke belakang dan di luar area kantor DPRD DIY. Namun, di luar, pertempuran yang penuh tekanan termasuk banyak tindakan lagi dan sekelompok orang.
“Wow, aku tidak ingin mengerti Ra. Mereka harus mengerti Ora, Wes Meh Vah Sahur Iki. (Mengetahui waktunya, ini hampir pagi ini),” teriak dari arah kerumunan.
Beberapa menit kemudian, publik mundur di Maliboro Street. Namun, dia masih menolak untuk pulang. Dia asyik dengan banyak lagu, salah satunya adalah segalanya yang dimiliki oleh Bob Marley dan Vellers.
Hingga 01.05 WIB, publik masih terlihat di Jalan Maliboro. Sementara beberapa anggota peleton polisi terus mengarahkan massa aksi ke tempat parkir Abu Bakar Ali (ABA).
(Kum/chri)